Rahayu Anggraini – Dosen Fakultas Kesehatan (FKes)

TES transkripsi terbalik RT-PCR dilakukan pada spesimen nasofaring. Tes reaksi rantai polimerase (PCR) untuk mendiagnosis sindrom pernapasan parah akut yang disebabkan oleh virus corona (SARS-CoV-2) memiliki nilai dan keterbatasan. Keterbatasan yang dimaksud adalah gejala yang dilaporkan, serta keberhasilan pengobatan tidak memiliki verifikasi objektif, sehingga tes diagnostik PCR belum sepenuhnya akurat, karena seringnya laporan tes negatif palsu dan positif palsu yang tinggi. Jadi pengujian PCR hanya ditujukan untuk mengidentifikasi kasus baru saat ini (Masoud 2020).

Tes serologis (IgG/IgM Rapid COVID-19) mendeteksi antibodi terhadap virus, mungkin mengindikasikan seseorang pernah terkena infeksi virus penyebab COVID-19 di masa lalu. Tes antibodi dapat mengidentifikasi apakah seseorang telah terpapar SARS-CoV-2 atau tidak (IgM) dan apakah mereka telah mengembangkan kekebalan terhadap infeksi SARS-CoV-2 atau tidak (IgG). Tes ini lebih cocok untuk pengembangan vaksin, pengawasan kesehatan masyarakat, serta keberhasilan pengobatan.

Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sejauh ini telah mengeluarkan Emergency Authorization Use untuk dua belas tes antibodi, termasuk empat tes chemiluminescent, tiga tes emas koloid, dan lima tes ELISA. Tes cepat untuk diagnosis SARS-CoV-2 memberikan deteksi kualitatif kadar IgG dan / atau IgM pada serum manusia, darah ujung jari atau plasma dalam waktu sekitar 10-15 menit. IgM dan IgG adalah imunoglobulin yang diproduksi oleh sistem imun untuk memberikan perlindungan tubuh terhadap SARS-CoV-2.

Sel B dari respon imun adaptif memproduksi antibodi spesifik virus tersebut, sebelumnya didahului oleh kadar antigen SARS-CoV-2 (0-14 hari setelah terinfeksi) yang kini sudah dapat dideteksi dengan metode ICT (Immuno Chromatographic Test/Rapid Test).

Antibodi IgM diproduksi pertama kali pada hari kedelapan dan segera menghilang setelah beberapa minggu (tepatnya hari ke 14 sejak infeksi pertama). Antibodi IgG diproduksi 2-3 hari kemudian sebelum IgM menghilang tepatnya pada hari kesepuluh dan titer (kadar) IgG dapat bertahan berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dalam tubuh penderita COVID-19 yang telah sembuh.

Setelah sembuh, jumlah sel T dan sel B akan menurun, namun ada beberapa sel yang jumlahnya tetap yaitu sel memori. Fungsi sel memori akan merespon dengan cepat ketika terjadi infeksi berulang dengan virus yang sama, di mana sel memori dengan sigap mematikan virus dan mempercepat respons pembentukan antibodi.

Pasien yang dicurigai terinfeksi SARS-CoV-2 dapat dengan cepat teridentifikasi dengan melakukan uji PCR, IgM dan IgG Rapid secara bersamaan dengan interpretasi sebagai berikut,

PCR negative, IgM negatif, IgG negative tidak ada bukti infeksi saat ini atau infeksi sebelumnya. PCR positif, IgM negatif, IgG negatif adanya infeksi awal penyakit. PCR positif, IgM positif, IgG negatif adanya infeksi peralihan akibat adanya respon kekebalan dengan tingkat penularan tinggi.

PCR positif, IgM positif, IgG positif adanya infeksi peralihan akibat adanya respon kekebalan dengan tingkat penularan sedang. PCR positif, IgM negatif, IgG positif adanya infeksi peralihan akibat adanya respon kekebalan dengan tingkat penularan rendah. PCR negatif, IgM negatif, IgG positif ada kesembuhan dari penyakit dan tidak menularkan, memungkinkan telah terjadi kekebalan terhadap Covid-19. *

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry