SURABAYA | duta.co – Semoga senyum itu terus mengembang sampai Muktamar ke-35 NU mendatang. Belum jelas, di mana digelar. Yang sudah jelas tampak  kekompakan untuk menjunjung tinggi kebersamaan. “Pertemuan silaturahim biasa. Shalawatan, baca diba, selesai. Makan-makan foto bersama. Jangan diglorifikasi, biasa-biasa saja,” tegas salah seorang kader NU, Minggu (28/12/25) di lokasi pertemuan, di Ponpes Miftachussunnah, Surabaya.

Masih menurut sumber itu, ada pertemuan tertutup, memang. “Alhamdulillah, empat tokoh penting PBNU sudah bisa duduk bersama. Mereka melakukan pertemuan tertutup. Keempat tokoh itu adalah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf , Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Katib Aam PBNU Prof M Nuh,” tambahnya.

Mesti banyak didominasi orang-orang Rais Aam, lanjutnya, tetapi kehadiran Gus Yahya menjadi catatan penting. “Belum tahu hasilnya, pintu gerbang Ponpes milik  KH Miftachul Akhyar, dalam kondisi tertutup. Awak media juga tidak diperkenankan masuk di komplek Ponpes,” ujarnya.

Tidak lama, foto-foto kegiatan di dalam pun muncul di medsos. Seyum mereka terus merekah, pertanda senyum tulus dan bahagia. Ada foto makan bersama. “Katanya sih ngobrol ringan, biasa, tapi mereka jelas bicara jalan keluar. Semoga senyum itu terus merekah,” ujar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

Setidaknya, silaturrahim ini mempertegas komitmen PBNU untuk mempersiapkan Muktamar ke35 NU yang sangat dinantikan oleh seluruh warga nahdliyin. Pertemuan ini dihadiri oleh pengurus PBNU, termasuk Pj Ketua Umum PBNU KH Zulfa. Banyak yang turut hadir diundang dari jajaran pengurus PBNU.

Dua Undangan

Maklum, sebelumnya masih ada (kabar) yang tersebar di media sosial. Kabar itu cukup menegangkan. Ada dua undangan, padahal selisihnya hanya sehari. Yang pertama, tertanggal 26 Desember. Perihalnya undangan Rapat Koordinasi, Sabtu 27 Desember 2025. Yang teken Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Sekretaris Jenderal H Faisal Saimima. Tempatnya di Plaza PBNU Lantai 1, Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Jamnya 19.00 Wib.

Jelas! Tapi, aneh, tidak jadi. Sampai pukul 20.00 Wib tidak ada kabar. “Pindah ke rumah Pak,” demikian kata salah seorang sumber duta.co. Rumah? “Kalau rumah Ketua Umum ada di Menteng,” kata sumber lain.

Tidak lama, muncul undangan baru, undangan kedua. Undangan pertama tidak jalan. Nomornya 4962/PB.01/A.I.01.08/99/12/2025. Surat tertanggal 27 Desember. Perihalnya Undangan Silaturahmi Minggu 28 Desember 2025. Yang tekan berubah menjadi 4 orang, tanpa Rais Aam dan Sekjen PBNU.

Adalah KH Muhib Aman Aly (Rais), Ahmad Nadhif (Katib), Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Sekretaris Jenderal H Faisal Saimima. Tempatnya justru di Surabaya, Pondok Pesantren Miftachussunnah (Kediaman Rais Aam PBNU). Anehnya Rais Aam — dalam undangan itu — tidak teken, hanya tembusan. Jamnya agak maju, Wib 12.00 sampai dengan selesai.

Komentar nahdliyin serba tidak jelas, penuh rekaan. Ahmad Purwanto M Ali, misalnya, melihat dua undangan yang berbeda ini menilai konflik PBNU belum rampung. “Memang, kalau Islah, maka konsekuensinya seluruh kendali berada di Rais Aam dengan mengikuti aturan Jamiyah (AD/ART),” tegasnya.

Kedua, lanjutnya, Gus Yahya mestinya tidak perlu sibuk mengaku kembali sebagai Ketum PBNU. Tidak melakukan ativitas apa pun atas nama PBNU sebelum ada rapat pleno PBNU yang meralat keputusan Rapat Pleno sebelumnya.

Ketiga, sebelum itu ada, Gus Yahya harus menerima bahwa sekarang Tanfidziyah PBNU dalam kendali Pj Ketum KH Zulfa Mustofa. Ini karena belum ada Pleno yang menghentikannya,” tegasnya.

Jangan Diglorifikasi

Seperti catatan Prof Dr H Machasin, MA, Mustasyar PBNU dan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, bahwa, substansi masalah itu berada di tangan Rais Aam. ‘RAIS Aam (RA) telah dengan besar hati mengundang Mustasyarin, beberapa pengurus Syuriah dan Gus Yahya (GY). Ini dapat dimaknai sebagai iktikad baik untuk mencari solusi,” tulisanya mengomentari pertemuan Lirboyo yang yang kemudian dimaknai menghasil Islah.

Menurut Prof Muchasin, alasan pemakzulan GY dari jabatan Ketua Umum (KU) PBNU pun disampaikan: yaitu masalah terkait akidah dan masalah keuangan. Saat itu GY membela diri dengan menyampaikan konter narasi dan argumen, diikuti pernyataan kesediaan untuk diperiksa sewaktu-waktu mengenai “tuduhan” terkait kedua hal dimaksud.

Dia merasa belum mendapatkan tiga hak: (1) hak pribadi untuk membersihkan diri dari tuduhan, (2) hak keulamaan yang telah direpresentasikan oleh Syuriah secara tidak baik dengan melakukan tuduhan tanpa dasar yang dibenarkan, dan (3) hak organisasi yang tercemarkan namanya karena keputusan yang menimbulkan kegaduhan itu.

Ketika kesempatan diberikan moderator kepada Mustasyar, KH Ma’ruf Amin menyayangkan bahwa pertemuan RA dan Ketum ini sangat terlambat sehingga beberapa hari yang lalu PW dan PC sudah mengambil mandatnya dari PB dengan rencana mengadakan MLB.

Pendapat ini ditimpali pendapat dari seorang anggota Mustasyar dengan mengatakan bahwa walaupun terlambat pertemuan ini masih ada gunanya, yakni menawarkan kedua belah pihak yang sedang berjarak itu berangkulan dan meninggalkan perbedaan untuk mengadakan Muktamar bersama-sama. Moderator menyebutnya muktamar yang legitimate.

Lalu seorang Rais memperkuat dengan mengajak semua yang hadir untuk sepakat meninggalkan pertikaian dan melakskanakan Muktamar. Seorang Rais yang lain bahkan dengan terbata-bata menyatakan bahwa dia merasa sangat berdosa kalau perbedaan yang telah memecah belah jama’ah ini tidak segera diakhiri.

“Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan KH Hasyim Asy’ari dan para muassis mengapa perpecahan ini terjadi ketika amanah sedang berada di tangan kita?”

Tidak ada yang menanggapi penjelasan RA maupun sanggahan Ketum. Yang ada adalah semua menyetujui tawaran muāfaah dan berangkulan untuk membangun NU bersama. “Oh ya, moderator membacakan hasil pertemuan Ploso, Tebuireng dan Musyawarah Kubro Lirboyo mendesak islah dan segera muktamar. Alfatihah pun dibaca bersama sebagai tanda kesepakatan. Solawat bergema dan semua yang hadir bersalam-salaman, berangkulan,” tutupnya. (dho,net)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry