Prof Dr Ahmad Zahro (kiri) dalam sebuah acara halaqah. (FT/MKY)

SURABAYA | duta.co – Guru Besar Ilmu Fiqih UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Dr Ahmad Zahro al-Chafid, punya kisah lain dalam Pilpres 2019. Mursyid KSS (Kuliah Solusi Spiritual) yang memiliki jaringan ribuan peruqyah syar’iyyah ini, memiliki cara tersendiri bagaimana memahamkan setiap orang perihal pentingnya memilih pemimpin yang benar.

“Tidak cukup dengan gerakan dhohir. Bermain cantik itu, intinya, lakukan apa saja untuk mencapai tujuan dengan sedapat mungkin tidak menyakiti orang, dan sesedikit mungkin memakan ‘korban’. Ini intinya,” tegas Prof A Zahro, Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar yang dikenal dengan politik ‘main cantik’ ini kepada duta.co, Senin (22/4/2019).

Berikut wawancara duta.co dengan Prof Dr Ahmad Zahro al-Chafid seputar Pilpres 2019:

Prof, coblosan baru saja usai. Yang terekam di benak kita, kecurangan begitu massif. Publik mempertanyakan kinerja penyelenggara pemilu (KPU). Ada kekhawatiran rakyat marah?

Ya! Ada yang kecewa, itu pasti. Tapi Jangan mengedepankan emosi, karena kita semua saudara. Harus ada edukasi kepada publik, pentingnya bermain cantik. Karena setiap masalah, pasti ada jalan keluarnya.

Oh iya,  soal main cantik. Di awal deklarasi Paslon Capres-Cawapres, sempat viral ceramah Profesor tentang ‘Bermain Cantik’. Itu disampaikan dalam forum apa?

Itu sebenarnya dalam rapat tertutup, Forum Peduli Bangsa yang dipimpin almukarram KH Machfudh Syaubari, Pacet, Mojokerto, Jatim.

Forum tertutup tapi bocor, siapa saja yang hadir dalam rapat tertutup itu Prof?

Banyak tokoh! Ada unsur kiai sepuh, para habaib, para profesor, juga jendral purnawirawan, serta para kaneman (gus) putra kiai.

Kalau rapat tertutup, kenapa bisa beredar di medsos?

Itulah mas, anak muda. Mungkin karena semangat muda, dengan niat baik ingin menginfokan ke publik, tanpa memberiatahu saya. Tapi yang bersangkutan sudah minta maaf, dan sudah saya maafkan. Malah kata Gus Solah (KH Salahuddin Wahid, pengasuh PP Tebuireng, Jombang red.) , itu blessing in disguise (berkah terselubung red.), hehehe…

Sebenarnya apa yang dimaksud bermain cantik itu, sampai-sampai istilah itu melekat pada diri profesor?

Sebenarnya banyak hal, terkait isi dan langkah bermain cantik. Intinya, lakukan apa saja untuk mencapai tujuan dengan sedapat mungkin tidak menyakiti orang, dan sesedikit mungkin memakan ‘korban’.

Kalau boleh tahu bocorannya, langkah apa yang dilakukan untuk bermain cantik itu? Bukankah sekarang Pilpres sudah berlangsung?

Begini! Tapi, moga-moga dengan penjelasan ini, tidak ada lagi yang baper ya. Pertama, sebagai muballigh yang kebetulan menjabat sebagai Ketua Umum PP IPIM (Pengurus Pusat Ittihad Persaudaraan Imam Masjid) saat itu, saya punya kesempatan keliling Indonesia.

Nah, tanpa menunggangi IPIM, kesempatan saya ketemu para tokoh, saya manfaatkan untuk menjelaskan siapa pemimpin yang pas untuk Indonesia ke depan. Ini hasilnya luar biasa, karena saya bersikap netral. Kalau saya memihak, mungkin banyak yang menjaga jarak, atau bahkan antipati. Inilah permainan cantik pertama, istilah keren-nya ‘silent action’ mas.

Lalu?

Kedua secara spiritual, kami menangkap gelagat adanya pengerahan dukun-dukun politik oleh pihak tertentu, maka, saya sebagai Mursyid KSS (Kuliah Solusi Spiritual) beserta ribuan peruqyah syar’iyyah di seluruh tanah air, kompak ‘pasang badan’ untuk menangkal ulah mantra para dukun tersebut.

Oh, apa ada yang menggunakan jasa perdukunan Prof?

He he he… wong Pilkades saja banyak praktek perdukunan koq, apalagi Pilpres? Dahsyat banget. Tapi alhamdulillah kekompakan kami dalam bermunajat kepada Allah swt, dan hanya kepada Allah swt kami bermohon, semuanya teratasi dengan baik.

Kapan dan di mana Prof bertemu dengan ribuan peruqyah sar’iyyah itu?

Dalam dunia spiritual, untuk bersepakat kami tidak perlu ketemu, tidak usah rapat, apalagi debat. Komunikasi kami cukup dengan kekuatan batin masing-masing. Dengan begitu sudah ngerti semua. Kalau kumpul dan rapat, wah ribet mas, malah mungkin digagalkan pihak tertentu karena jumlah kami ribuan mas. Lagian siapa yang menyiapkan konsumsi, memberi uang rapat, menyediakan uang transport, he.. he.. he… (Bagaimana melumpuhkan klenik-klenik politik? Bersambung)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry