MENGENASKAN: Para korban ambruknya lantai Gedung BEI Jakarta. (ist)

 
JAKARTA  | duta.co –  Selasar lantai 1 penghubung tower I dan tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di SCBD Sudirman, Jakarta Pusat, runtuh, Senin (15/1) pukul 12.10 WIB. Sebanyak 73 orang luka-luka. Sebagian besar korban adalah mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang, Sumatera Selatan, yang sedang karya wisata di BEI.
Korban yang dirawat di RSAL Mintohardjo 17 orang, RS Siloam Semanggi 30 orang, RSPP Pertamina 7 orang, dan RS Jakarta 20 orang. Sejumlah korban mengalami luka patah tulang ringan maupun berat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, tiga orang telah dimintai keterangan sebagai saksi. “Dua security, satu seorang sopir,” ujarnya di lokasi.
Menurut keterangan saksi, lanjut Argo, terdengar suara dentuman keras dari dalam Tower II. Setelah dicek, lantai 1 tower II roboh. “Dan saksi melihat beberapa korban sudah jatuh. Kemudian alarm gedung berbunyi dan areal mulai diamankan,” tambahnya.
Selasar lantai 1 yang runtuh itu terbuat dari beton berlapis marmer, menghubungkan tower I dan tower II. Panjangnya 20 meter, lebar 6 meter, ketebalan 40 cm. Hanya satu sisi yang menempel ke tembok. Benturan selasar lantai 1 ke lantai dasar menimbulkan suara keras menyerupai ledakan.
Selasar yang ambruk berada di atas lobi Tower II BEI. ‎Lobi itu biasanya digunakan untuk pintu masuk ke BEI. Pada lobi ini terdapat meja resepsionis tempat tamu menukar kartu identitasnya dengan kartu masuk bursa. ‎Bahan material Selasar memenuhi hampir seluruh bagian lobi. Terdapat kebocoran di bagian bangungan sehinga air menggenangi lantai gedung.
Saksi mata Soleh menjelaskan, dia melihat para mahasiswa sedang berada di lantai 1 untuk menaiki lift ke lantai bursa. “Mereka lagi kunjungan, kebetulan ada di selasar itu. Jadi, mereka jatuh ke bawah,” ujarnya di depan Gedung BEI.
Soleh juga mengaku kaget dan tidak percaya atas insiden tersebut. Dia menilai lantai itu memiliki struktur yang cukup tebal sekira 40 cm.
Menurut video yang beredar, terlihat sejumlah orang diduga rombongan mahasiswa dari Palembang yang berjalan melintasi balkon. Mereka terlihat bergerombol hingga berhenti di sebuah titik. Tiba-tiba balkon langsung runtuh. Para mahasiswa yang diperkirakan berjumlah puluhan orang ikut terjatuh. Sementara sejumlah orang yang jalan di lantai dasar tertimpa selasar lantai 1 yang runtuh.
Kepala Sudin Damkar Jakarta Selatan Irwan mengirim tim rescue atas kejadian robohnya selasar atap di Gedung BEI Tower II.  Untuk memastikan tidak ada korban yang terjebak reruntuhan, pihaknya menggunakan pemindai panas tubuh atau termal.
“Saya kumpulkan anggota, mereka yakin sudah tak ada korban. Sudah pakai termal, untuk mengukur ada panas orang di dalam. Hasilnya udah tidak ada orang di dalam,” kara Irwan di lokasi.
Dari selasar panjang 20 meter, lebar 6 meter, ketebalan 40 centimeter itu, hanya satu sisi yang menempel ke tembok. Bekas roboh tersebut masih tersisa. “Ambruk semua ada yang gantung sedikit di pojokan sama di sana. Nggantung karena masih ada nyangkutan sedikit,” tandasnya.
 

Sertifikat Layak Fungsi Gedung

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau lokasi jatuhnya selasar lantai I Gedung BEI. Hasil penyelidikan sementara, Pemprov kali terakhir mengecek kelayakan gedung BEI pada 25 Mei 2017. Diketahui Sertifikat Layak Fungsi (SLF) Gedung BEI berlaku sementara dan akan berakhir pada 25 Januari 2018.
“Sertifikat SLF-nya itu berlaku sementara, akan berakhir tanggal 25 Januari, jadi 10 hari dari sekarang. Itu aja catatannya,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/1).
Anies menjelaskan terbitnya SLF karena mendapatkan rekomendasi dari Dinas Cipta Karya baru kemudian dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) DKI Jakarta. Kata Anies, Pemprov saat itu mengalami kesulitan mengakses seluruh wilayah gedung BEI.
Kepala Dinas PTSP Edy Junaedi menambahkan, Pemprov DKI memang kesulitan memeriksa karena sedang ada aktivitas bursa di sana. Dengan demikian tidak seluruhnya memang diperiksa.
“Namun, itu ada penjamin struktur dari ber-IPTB (izin pelaku teknis bangunan) yang melakukan daily checking. Mereka menjamin bahwa struktur di seluruh gedung tersebut sudah sesuai dengan peraturan keandalan bangunan,” ujar Edy.
Anies juga menegaskan, pihaknya akan mengaudit Gedung BEI pasca kejadian itu. Audit dilakukan setelah pembersihan puing-puing bangunan di dalam. Audit turut melibatkan tim Laboratorium Forensik Mabes Polri.
Sebagai kepala daerah, ia memastikan seluruh kegiatan yang berkaitan pasar modal di BEI tidak terganggu. “(Waktu) Pasar tutup, justru angka naik dengan angka 12 poin. Artinya kejadian ini tidak berpengaruh dengan kegiatan pasar,” kata dia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya meminta BEI dan manajemen gedung  melakukan investigasi terkait robohnya selasar penghubung tower I dan tower II Gedung BEI. Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan, OJK telah koordinasi dengan direksi BEI. Berdasarkan koordinasi tersebut, proses transaksi dan setelman transaksi berjalan normal.
Dia juga mengatakan, kejadian atap rubuh itu tidak menyebabkan gangguan listrik dan jaringan. “Sistem JATS, E-CLEARS, dan C-BEST berjalan normal,” ujar dia di Jakarta, Senin (15/1).
Humas BEI Reza mengatakan, kejadian itu membuat perdagangan sesi II pada pukul 13.00 sempat akan diundur selama satu jam. “Namun berdasarkan review terakhir, perdagangan berjalan normal seperti biasa tanpa ada perubahan jadwal perdagangan,” ujar dia. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry