Sarapan pagi bersama siswa SDN Sukamaju 01 Waru Sidoarjo, Rabu (9/5). DUTA/endang
SIDOARJO | duta.co – Sebanyak 98 persen anak Indonesia suka jajan. Karenanya 30 persen dari asupan makanan setiap hari anak dipenuhi dari jajanan.
Dan ironisnya hal itu tidak diimbangi dengan kualitas jajanan yang ada di pasar.
Anggota Persatuan Ahli Gizi (Pergizi) Pangan Pusat, Ikeu Ekayanti mengatakan sampai saat ini jajanan yang ada di pasaran belum ada yang bisa menjamin keamanan dan kesehatannya.
“Kita tidak bisa intervensi pasar. Karena pedagang ingin dapat untung,” ujar Ikeu di sela acara Pendidikan Sarapan Sehat  yang digelar Indofood Sukses Makmur Tbk di SDN Sukamaju 01 Waru Sidoarjo, Rabu (9/5).
Karena itu kata Ikeu, pentingnya peran sekolah untuk menyediakan makanan berkualitas baik di sekolah.
Kantin atau warung yang ada di sekolah harus menyediakan makanan dan jajanan yang berkualitas baik, sehat dan aman.
“Itu penting keberadaan kantin atau warung yang menyediakan makanan dan jajanan yang baik. Karena yang membeli anak-anak kita generasi penerus bangsa,” jelasnya.
Penyediaan makanan dan jajanan sehat itu penting bagi siswa di sekolah. Apalagi siswa atau anak-anak yang belum sempat sarapan pagi saat berangkat sekolah.
“Memberikan kesempatan bagi siswa untuk sarapan di sekolah dengan membeli di kantin makanan-makanan yang sehat,” tandasnya.
Karena sarapan bagi siswa sangatlah penting. Sarapan juga harus memenuhi standar kebutuhan gizi tubuh. Karena sarapan bisa menjadi penopang aktivitas.
Tidak salah jika Pergizi yang memiliki program  Pendidikan Sarapan Sehat menggandeng pihak swasta untuk melakulan kampanye sarapan sehat ini.
Siswa antre untuk mendapatkan sarapan pagi dengan gizi seimbang yang disediakan PT INdofood. DUTA/endang

Dalam hal ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk ikut di dalamnya. Bahkan Indofood sudah berkomitmen untuk menggelarnya tiap tahun dengan roadshow ke berbagai sekolah.

“Ini sudah tahun keempat kami lakukan,” ujar Head of Corporate Public Relations Indofood Sukses Makmur Tbk, Nurulita Novi Arlaida dalam kesempatan yang sama.
Tahun ini kata Novi, pihaknya akan mendatangi 14.455 sekolah di seluruh Indomesia untuk periode program April dan Mei 2018.
Dari program selama ini diakui Novi ada sudah nulai ada kesadaran sarapan sebelum pukul.09.00 dari siswa.
Ini karena kesadaran orang tua, guru dan siswa sudah mulai meningkat usai diberi pemahaman tentang pentingnya sarapan pagi.
“Target dari edukasi ini bukan hanya siswa tapi orang tua, dan guru. Kalau keduanya sadar maka program ini akan berhasil,” tandasnya.
Novi pun menegaskan pihaknya tidak hanya memberikan sarapan gratis bagi siswa dengan komposisi makanan berimbang sesuai kebutuhan gizi tubuh kita.
Tapi juga memberikan edukais buat guru berupa penyuluhan dan kepada otang tua bagaimana menyediakan menu sarapan pagi yang memenuhi kandungan gizi,” tandasnya. end
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry