Dua petani sedang melakukan pengeringan gabah. (DUTA.CO/SYAIFUL ADAM)

TUBAN | duta.co — Adanya sistem resi gudang di Kabupaten Tuban, ternyata belum difungsikan secara maksimal oleh para petani. Gudang yang berfungsi sebagai tempat penitipan hasil pertanian tersebut dapat menjadi solusi saat harga hasil pertanian jatuh di musim panen.

Kepala Dinas Koperasi perindustrian dan perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, menyampaikan, gedung yang mampu menampung 1.500 ton ini ternyata hanya dimanfaatkan beberapa saja oleh sejumlah kelompok tani.

“Kalau selama ini pemanfaatan gudang baru sekitar 50% dari kapasitas yang ada, dari jumlah kapasitas yang semestinya mampu menampung 1.500 ton,” ujarnya saat melakukan monitoring pemanfaatan resi gudang di Jl. Raya Tuban-  Babat, Desa Gesing, Kecamatan Semanding, Kabupten Tuban, Jumat (23/3/2018).

Dari pantauan, dua gudang yang baru memiliki dua mesin pengering dengan kapasitas 10 ton per hari tersebut, tidak terlalu banyak menampung gabah. Bahkan, sebagian tempat penyimpanan terlihat masih kosong.

Mantan Kabag Humas Pemkab Tuban ini berharap, petani dapat memanfaatkan sistem resi gudang secara maksimal, karena sangat bermanfaat. Menurut Agus, dengan sistem tersebut, petani dapat menitipkan gabahnya secara gratis, kerena sudah disubsidi pemerintah.

Masih menurut Agus, petani juga memperoleh pinjaman maksimal 70 persen dari nilai gabah yang dititipkan, dengan bunga 0,05 persen per bulan. Saat nilai jual harga gabah tinggi, petani dapat menjual dan memperoleh pengembalian dari hasil penjualan gabah.

“Saya kira ini sangat menguntungkan para petani, karena sistem resi ini gabah hanya dititipkan di sini, dan jika harga tinggi petani bisa menjualnya. Di sini dititipkan, tukarkan resinya di bank. Petani masih dapat pengembalian, sayangnya tidak semua petani seperti itu. Banyak yang langsung dijual karena ongkos produksi pertanian mereka kebanyakan berhutang,” ucapnya.

Mantan Camat Montong, Tuban ini mengeluhkan minimnya pemanfaatan juga kurangnya sosialisasi kepada masyarakat dan kelompok tani. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan pemanfaatan sistem resi, Agus akan menggandeng Dinas Pertanian untuk melakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok tani di Tuban.

“Kami akan sosialisasikan lagi, ini penting untuk diketahui masyarakat luas,” katanya.

Sementara itu, pengelola gudang Tuban, PT Pertani, menjelaskan, minimnya pemanfaatan resi saat ini disebabkan harga gabah yang sudah cukup baik, sehingga petani enggan menitipkan gabah mereka ke gudang resi.

“Saat ini harga gabah di atas Rp 5.000,- perkilo, ini membuat kelompok langsung menjual gabah mereka,” kata Ana cahyani.

Terkait pemanfaatan selama ini hanya didominasi para tengkulan, Ana menjamin hal itu tidak ada. Dia mengatakan, jika selama ini ada perorangan yang menitipkan hasil pertanian ke gudang resi, mereka adalah anggota kelompok yang menjamin agar kelompok tani lebih mudah dalam proses administrasi perbankan.

“Ada kriterianya untuk menyimpan di gudang. Mereka harus kelompok atau gabungan kelompok, jika perorangan mereka adalah anggota kelompok,” papar Ana. (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry