SALAH FATAL: Foto tangkapan layar televisi tentang penceramah wanita Nani Handayani yang keliru fatal menuliskan ayat Alquran dan kemudian heboh di media sosial, Selasa (5/12). (facebook)

JAKARTA | duta.co – Netizen dihebohkan kesalahan fatal video dakwah penceramah wanita Nani Handayani di MetroTV. Ustadah yang juga pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menulis ayat Alquran yang banyak salah huruf dan tanda baca atau harakatnya, yang berakibat pada kesalahan maknanya.

Ada dua tangkapan layar (screenshot) foto saat Nani menuliskan penggalan ayat Alquran yang tersebar di media sosial seperti Facebook. Ayat itu ditulis dengan huruf Arab, bukan terjemahan Indonesianya. Yakni foto saat sang ustadah menuliskan ayat Alquran, “Innash sholaata tanhaa’ anil-fahsyaa’i wal-munkar”. Secara harfiah, ayat ini berarti “Sesungguhnya salat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”.

Hal yang dipersoalkan, dalam foto terlihat Nani menulis ayat itu dengan huruf dan tanda baca salah. Pada frasa ‘innash sholata’, misalnya, seharusnya setelah huruf lam ada huruf wau yang memisahkan lam dengan ta’ marbutah. Dibacanya jadi panjang, yakni ‘innash sholaata’. Tapi Nani menyambung lam dengan ta’ dengan harakat fathah pada huruf lam berbunyi pendek.

Pada kata ‘tanha’ juga begitu, hurufnya salah pada huruf ‘ha’. Begitu pula pada kalimat ‘anil fahsya’. Ada pengurangan huruf’ alif’ dan ‘hamzah’ pada kata ‘fahsya’ setelah huruf ‘syin’. “Ini sudah parah,” kata komentator Facebook di jendela akun Labibul Wildan Fz yang mengunggah foto itu, Selasa (5/12). Demikian pula tulisan ayat berbunyi; Laqad kaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah, juga salah.

Foto kesalahan fatal Nani menyebar cepat di media sosial sejak Selasa pagi. Hingga siang, foto jadi obrolan nyinyir dan terus dibagikan oleh banyak akun. Sebagian Netizen menyalahkan MetroTV, namun sebagian lain menganggap Nani sosok penceramah yang tak kompenten tentang kepenulisan huruf arab yang baik dan benar.

“Ini masih beruntung yang memviralkan orang pesantren, coba kalau yang sono (PKS), bisa bubar tuh MetroTV,” kata Netizen bernama Ruslani Sajaa.

Namun, sebagian besar Netizen menyalahkan Nani dinilai tidak cermat, padahal dalam beberapa kesempatan sudah terbiasa mengisi pengajian di kegiatan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Nani Handayani disebut menjabat ketua Badan Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP PKS.

 

NU: Keliru Huruf dan Kalimat

Belum diketahui pasti kapan Nani tampil di televisi menyampaikan ceramah. “Itu ayat Alquran dan keliru huruf, kata dan kalimatnya dari sisi penulisan,” kata Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Jawa Timur Najib AR.

Alumnus Pesantren Alquran Sunan Pandaan Aran Yogyakarta dan Pesantren Ilmu Alquran Singosari Malang itu menjelaskan, ada perangkat ilmu sebagai alat dalam mempelajari Alquran, dari sisi tata bahasa hingga memahami maknanya. “Karena keliru satu huruf dan harakat saja, arti dan maknanya berubah,” ujar Najib.

Dia menyebut beberapa ilmu alat yang perlu dikuasai dalam Alquran. Di antaranya ilmu tata bahasa Arab, seperti Ilmu Nahwu, i’rob. “Tata bahasa Alquran sendiri khusus, Nahwul Quran, ada I’robul Quran. Soalnya Alquran adalah sumber dari tata bahasa Arab. Belum lagi balaghah (ilmu sastra Arab). Kaidah menulis Alquran namanya ilmu rosm,” ujarnya.

Nani segera memberikan pernyataan tentang kehebohan warganet membicarakannya atas kekeliruan penulisan ayat Alquran itu. Melalui akun Twitter-nya, @handayani_nani, dia mengunggah video pernyataan klarifikasinya pada pukul 09.41 WIB, Selasa (5/12).

Dalam video berdurasi 1.03 detik itu, Nani meminta maaf atas kekhilafannya; tak sedikit pun unsur kesengajaan. “Mohon ampun kepada Allah, mohon maaf kepada guru-guru, ustaz-ustazah, dan juga kepada semua umat Islam. Apa yang terjadi di acara Metro TV adalah sebuah kesalahan yang manusiawi dan sama sekali tidak pernah diniatkan untuk melakukan kesalahan yang disengaja –saya mohon ampun.”

“Mohon ampun kepada Allah dan mohon ampun kepada semua umat Islam, semoga ini tidak akan terulang lagi, dan saya akan terus banyak belajar, dan berhati-hati dalam berdakwah,” ujarnya.

 

NU Kritik TV Tak Selektif

Sementara itu, televisi yang menayangkan program dengan mengundang Nani Handayani juga dikritik habis-habisan karena dianggap tidak selektif mengundang narasumber. “Ada dua hal yang seringkali tidak sinkron, satu soal dakwah dan satunya soal show,” kata Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Prof Akhmad Muzakki, Selasa (5/12).

Dia mengaku mengikuti kehebohan di media sosial soal foto Nani Handayani menulis ayat Alquran yang salah itu. Guru besar Bidang Sosiologi Pendidikan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu menjelaskan, ketika program dakwah masuk di televisi, hal yang ditampilkan bukan sekadar isi ceramahnya, tapi juga penampilannya.

“Di sinilah masalahnya ketika mereka yang masuk ke dunia dakwah digital, televisi dan lainnya, tetapi tidak diimbangi kemampuan memadai, yang mendominasi show-nya,” ujar Prof Muzakki.

Akhirnya, kata Zakki, muncul fenomena dakwah-dakwah di media sosial dan televisi yang tidak mendalam dari sisi substansi. “Belajar dari kasus yang heboh itu, maka televisi tidak boleh menyajikan dakwah yang hanya mengemukakan show-nya saja,” ujarnya.

Perusahaan media televisi, kata Zakki, seharusnya memiliki tim seleksi untuk mencari siapa-siapa pendakwah yang secara keilmuan mumpuni, di luar soal sang penceramah disukai oleh masyarakat. “Kalau wartawan kan ada uji kompetensi wartawan, pekerja media kan juga bisa, misalnya, membuat uji kompetensi dai-daiyah bekerja sama dengan lembaga terkait, misalnya perguruan tinggi,” katanya.

Hal sama disampaikan Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr NU Jatim Najib AR. “Kualifikasi seorang ustadah-ustadah di media, terutama televisi, itu harus betul-betul diseleksi, bukan sekadar popularitas,” kata pemuka Pesantren Salafiyah di Pasuruan, Jawa Timur, itu. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry