TENUN : 4th Dhoho Street Fashion digelar Deskranasda Kota Kediri di Taman Sekartaji (ft/humas)

KEDIRI |duta.co -Puluhan karya perancang busana ikut ambil bagian dalam 4th Dhoho Street Fashion, Warisan Agung Panji Sekartaji yang digelar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranasda) Kota Kediri, Kamis (13/12/2018) bertempat di Taman Sekartaji.

Fashion ini digelar untuk mempromosikan serta melestarikan Tenun Ikat Bandar dan Batik Khas Kediri. “Agar tenun ikat dan batik khas Kediri selalu ada di hati dan dicintai masyarakat,” jelas Ketua Deskranasda Ferry Silviana Abu Bakar.

Desainer nasional seperti Didiet Maulana dan Lenny Agustin menampilkan beberapa karyanya yang berbahan tenun ikat bandar dan batik khas Kediri. Selain itu adapula karya dari desainer lokal seperti Desty Rachmaning Caesar, Ahmad Khosim, Numansa Batik dan siswa – siswi SMKN 3 Kota Kediri, ikut mempersembahkan karyanya dari bahan tenun ikat bandar dan batik khas Kediri.

Tak hanya SMK yang dilibatkan, Kediri Creative City Forum (KCCF) juga turut memberikan dukungan penuh. Forum yang mewadahi karya kreatif Kota Kediri ini tampil dalam showcase untuk menarasikan sejarah tenun ikat Kediri. Diterangkan Ketua Dekranasda, acara Dhoho Street Fashion telah diselenggarakan empat kali.

Setiap tahun mengusung tema yang berbeda, pada tahun ini mengangkat tema Warisan Agung Panji Sekartaji. Seperti diketahui epos cerita Panji ini salah satunya ada di Kota Kediri.

“Kita angkat tema ini karena memiliki filosofi yang sangat tinggi. Hal ini juga sebagai pengingat bahwa kisah Panji ini diakui oleh UNESCO,” ujar Bunda Fey, sapaan akrabnya.

Di tahun keempat pelaksanaan Dhoho Street Fashion, Bunda Fey mengatakan bila karya-karya nya semakin beragam. Seperti karya-karya desainer lokal yang sudah mengarah ke busana siap pakai. “Desainer lokal sudah membuat karya ke baju yang ready to wear. Sehingga bisa digunakan ke berbagai acara. Saya rasa karya-karyanya semakin oke,” jelasnya.

Bunda Fey juga optimis terhadap perkembangan tenun ikat dan batik khas Kota Kediri. Menurutnya, saat pengrajin tenun ikat maupun batik khas Kota Kediri mengikuti pameran produknya selalu diminati oleh pasar.  Hal ini dikarenakan tenun ikat yang dimiliki Kota Kediri harganya bersaing dan memiliki keunggulan pada rapatan benangnya.

Batik Kota Kediri juga memiliki pasar tersendiri.  Apalagi saat ini pengrajin batik di Kota Kediri juga semakin banyak, bahkan hampir disetiap kelurahan di Kota Kediri memiliki kerajinan batik. Bunda Fey menyadari bila tidak mudah dalam mengembangkan bisnis tenun ikat ataupun batik. Tidak hanya fashionnya saja namun juga haru mengembangkan brand yang kuat.

Untuk itu Dekranasda Kota Kediri dan Pemkot Kota Kediri memiliki beberapa program untk terus memajukan usaha tenun ikat serta batik khas Kota Kediri.

“Ini bukan hanya tentang memproduksi karya namun bagaimana karya ini memiliki value yang memikat hati masyarakat,” pungkasnya.

Usai peragaan busana, salah satu Warisan Agung Panji Sekartaji dirinya menampilkan 24 karyanya yang bertema Katresnan yang terinspirasi dari kisah percintaan Panji dan Sekartaji dan dari siluet-siluet wayang.

“Itulah kenapa tadi rancangan-rancangan busana saya banyak memakai unsur tumpuk-tumpuk dibawah. Karena busana wayang biasanya tumpuk-tumpuk dibawah dan tadi juga banyak menggunakan hiasan. Saya berusaha menampilkan transkrip-transkrip yang ada di cerita Panji Sekartaji,” ungkapnya.

Peragaan Busana ini dihadiri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah, Generasi Pertama Tenun Ikat Latif Suwignyo, Forkopimda Kota Kediri, Ketua Dekranasda di Wilayah eks – Karesidenan Kediri, perwakilan perbankan, dan perwakilan organisasi wanita di Kota Kediri. (nng)

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry