Pria bernama Stephen Paddock, 64, itu diyakini bertindak sendiri. Sampai sekarang AS tidak menyebutnya sebagai teroris. (FT/Nyheter24)

AS VEGAS | duta.co – Amerika Serikat (AS) tak berkutik, melihat kenyataan, bahwa, teroris Las Vegas yang menewaskan 58 orang termasuk dirinya, ternyata bukan orang Islam. Bahkan, diketahui pria itu telah menimbun senjata dan amunisi selama beberapa dekade, dan dengan cermat merencanakan serangan, demikian yang dipercaya pihak berwenang saat menyampaikan keterangannya pada Rabu (4/10/2017).

Namun sampai kini, penyebab pria bernama Stephen Paddock, 64, melepaskan tembakan mematikan masih merupakan misteri. “Yang kita ketahui adalah bahwa Stephen Paddock merupakan pria yang menghabiskan puluhan tahun untuk memperoleh senjata dan amunisi serta menjalani kehidupan rahasia, yang sebagian besar tidak akan pernah sepenuhnya dapat dipahami,” ujar Sheriff Wilayah Clark Joseph Lombardo pada konferensi pers Rabu (4/10) malam.

Lombardo mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka bahwa gudang senjata, amunisi dan bahan peledak yang ditemukan polisi dalam penyelidikan dirakit sendiri oleh Paddock. “Anda harus berasumsi bahwa dia mendapat pertolongan pada beberapa kasus,” kata Lombardo.

Sekitar 515 orang terluka saat Paddock menerjang sebuah konser di luar ruangan dengan tembakan peluru pada Minggu (1/10) malam dari kamar hotel Mandalay Bay di Las Vegas Strip. Setelah penembakan tersebut, dia bunuh diri. Terdapat bukti yang menyatakan bahwa Paddock berusaha bertahan dan melarikan diri.

Paddock diduga telah mengunjungi lokasi tersebut, menyewa sebuah kamar di Ogden, sebuah hotel yang dekat dengan tempat kejadian, selama festival Life is Beautiful seminggu yang lalu, menurut Lombardo.

Polisi menemukan hampir 50 senjata api dari tiga lokasi yang mereka cari, hampir setengahnya dari kamar hotel. Dua belas senapan di sana dilengkapi bump stock, sejenis alat pelengkap yang memungkinkan senapan semi otomatis menembak dengan cepat, menurut beberapa pejabat.

Lombardo mengatakan para penyelidik sedang memeriksa dugaan pembelian yang dilakukan Paddock atas lebih dari 30 senjata pada Oktober 2016, yang kemungkinan disebabkan oleh beberapa peristiwa dalam hidupnya. Namun Lombardo tidak menjelaskannya lebih jauh.

“Belum ada bukti yang menunjukkan penembakan tersebut terkait dengan tindak terorisme,” menurut Aaron Rouse, agen khusus FBI yang bertanggung jawab atas kantor biro Las Vegas. (em,ant,rtr)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry