Keterangan foto Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang Dr Sudarminto Setyo Yuwono menyerahkan cinderamata pada para narasumber konferensi internasional. (FT/AIS)

MALANG | duta.co — Masalah ketahanan pangan masih menjadi isu menarik menuju era revolusi industri 4.0. Apalagi program swasembada pangan masih kurang perhatian. Universitas Brawijaya Malang, Selasa (18/9/2018) menggelar konferensi internasional tentang Green Argo-Industry and Bioeconomy ( ICGAB) yang diikuti sekitar 400 delegasi dari 7 negara.

“Bicara ketahanan pangan di masyarakat pasti berkaitan dengan beras, padahal banyak produk-produk berbasis karbohidrat yang bisa mengganti beras,padahal namanya ketahanan pangan tidak harus berbasis beras masih banyak produk yang mengenyangkan seperti umbi-umbian dan lain sebagainya,” ungkap Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang Dr Sudarminto Setyo Yuwono usai membuka ICGAB di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya Malang.

Ditambahkan Sudarminto,banyak yang bisa dilakukan guna menemukan solusi terkait ketahanan pangan . “Hanya saja ini masyarakat terlalu manja kalau bukan makan beras belum kenyang padahal banyak pilihan untuk menganti karbohidrat,” ujarnya .

Ia mencontohkan Madura dengan makanan pokok jagung ,Lombok makan ubi kayu dan itu merupakan makanan dari masyarakat yang selama ini dikonsumsi. “Oleh karena itu perguruan tinggi terutama fakultas pertanian mengambil peran dengan melakukan diversifikasi pangan seperti jagung dibuat chitato,ubi kayu dibuat roti,” ungkapnya.

Dan masyarakat harus dibiasakan mengkonsumsi sumber lokal yanng ada di sekitarnya dan tidak mengandalkan beras sebagai ketahanan pangan karena kalau beras . “Disinilah peran pemerintah sangat penting diperlukan agar masyarakat tidak hanya mengkhususkan pada beras namun juga bisa mengkonsumsi sumber lain seperti beras ,” Jelas Sudarminto.

Oleh karena itulah dalam konferensi internasional tentang Green Argo-Industry and Bioeconomy ( ICGAB) diikuti sekitar 400 delegasi dari 7 negara . “Kita ingin menjadikan fakultas teknologi pertanian sebagai menjadi pusat keunggulan dibidang Tekhnologi Pertanian baik secara nasional maupun Internasional serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan untuk memperkuat kesejahteraan nasional ,” tandas  Sudarminto Setyo yuwono .( ais)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry