KELER: Tersangka pengeroyokan di Ponpes Darussallam jl Tambak Anakan 14-16 Surabaya saat dikeler petugas Polsek Simokerto

SURABAYA | duta.co – Polsek Simokerto akhirnya menetapkan empat tersangka pelaku pengeroyokan yang terjadi pada Minggu (3/9) lalu, yang mengakibatkan korban Muhammad Ikbal Ubaidillah (15) tewas. Warga Tambak Anakan Surabaya ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar di Pondok Pesantren Darussallam jalan Tambak Anakan 14-16 Surabaya .

Dari empat pelaku yang diamankan, tiga diantaranya masih dibawah umur, yakni, TH (14) tahun, MA (14) tahun, SIS (15) tahun, dan Munif Zainuri (18) tahun.

Kapolsek Simokerto Surabaya Kompol Masdawati menjelaskan, kejadian yang terjadi di Ponpes Darussallam dilakukan oleh santri yang berjumlah empat orang. “Korban sebelum dikeroyok dan akhirnya meninggal dunia dituduh mencuri uang oleh empat tersangka ini,” terang Masdawati, kepada awak media, Rabu (6/9).

Selanjutnya para empat pelaku santri ini bersama-sama memukul hingga korbannya meninggal dunia. “Hingga saat ini yang sudah kami lakukan pemeriksaan sudah ada 10 orang saksi termasuk dari tukang becak dan juga dari pihak pondok pesantren,” ungkap Masdawati.

Proses hukum selanjutnya, akan dilimpahkan ke jaksa penuntut umum.  Saat ini surat perintah dimulainnya penyidikan (SPDP) juga dikirim ke Kejaksaan. “Dan anak-anak di bawah umur yang menjadi tersangka pun sudah kita kirim ke Bapas. Kita tinggal menunggu hasilnya,” tegasnya. “Rencannya Jumat (8/9), berkas bisa segera kita kirim,” tambahnya.

Di depan penyidik tersangka mengaku menganiaya korban karena jengkel uang Rp 100 ribu telah dicuri. Dan korban pun menurut pelaku mengakui telah mencuri uang pelaku. “Ketika kami memukuli dan menendang korban, dia memgakui sendiri perbuatannya kalau sudah mencuri uang Rp.100 ribu,” aku salah satu.

Diberitakan sebelumnya, korban Muhammad Ikbal Ubaidillah ditemukan tewas didalam kamar Pondok Pesantren pada Minggu (3/9) pagi dengan kondisi lebam disekujur tubuhnya. Dari hasil visum tampak di jantung Iqbal ada gumpalan darah, kemudian tulang tangan kanan ada yang retak.

Sebelumnya, Farman, ayak korban mengaku, pihak Popes Darussallam sudah mengunjungi dan takziah ke rumahnya, Minggu (3/8) malam. Pihak Ponpes Darussallam sudah meminta maaf. “Saya maafkan, tapi proses hukum tetap lanjut. Jangan sampai dibiarkan, siapa yang bersalah harus ditindak,” pinta ayah tiga anak ini.

Farman mengaku tidak terima dengan kematian anaknya yang diyakini menjadi korban kekerasan temannya sesama di Ponpes Darussalam sehingga proses hukum yang dilakukan polisi tidak boleh berhenti atau dibiarkan. tom/gal

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry