SURABAYA | duta.co – Judi online menjadi ancaman serius di Indonesia saat ini. Hingga 2024, terdapat 4 juta orang di Indonesia yang terlibat judi online, dengan perputaran uang pada tahun 2023 mencapai Rp 327 triliun.

Hal ini diungkapkan Ipda Hendra Setiawan,  anggota Subdit Siber Ditkrimsus Polda Jatim dalam Sarasehan bertema “ Darurat Judi Online, Bagaimana Sikap Kita dalam Melindungi Generasi Muda “ yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Bhayangkara Surabaya pada Rabu (25/9/2024).

Diungkapkan Hendra, dari jumlah tersebut ada 2 persen atau 80.000 diantaranya berusia kurang dari 10 tahun. Sementara yang berusia 10 hingga 20 tahun ada sekira 440.000 orang atau 11 persen, usia 21-30 tahun ada 13 persen (520.000 orang), usia 30 hingga 50 tahun ada 40 persen (1.640.000 orang) dan di atas 50 tahun ada 34 persen (1.350.000 orang).

Menurut Hendra, judi online menarik minat banyak kalangan remaja dikarenakan faktor- faktor seperti rasa penasaran, pengaruh teman, kebosanan, atau penghasilan tambahan.

“Alasan utama  bermain judi online adalah untuk mencari kesenangan dan keuntungan. Namun, di balik ini semua terdapat ancaman serius,” katanya.

Polda Jatim pada 2024 ini, telah mengungkap 230 kasus judi online dengan 254 tersangka serta telah memblokir web perujdian sebanyak 1.057 link.

Di acara yang diikuti para guru Bimbingan Konseling (BK) di Surabaya dan Sidoarjo, Hendra juga mengungkap bagaimana cara mendeteksi dan menghindarkan pelajar yang diduga terjerat judi online.

Menurutnya, guru BK bisa melakukan operasi kepada siswa yang diduga terjerat judi online dengan cara mengecek riwayat ponselnya.

“Siswa diminta membuka sendiri handphone-nya. Lalu dilihat riwayat-nya. Nanti akan terlihat karena aplikasi judi online ini tidak bisa ditutup,” katanya.

Selain itu, sekolah juga harus banyak memberikan sosialisasi ke siswanya tentang bahayadan dampak judi online ini. Dan itu bisa dilakukan dengan menggandeng kepolisian setempat, baik polsek maupun polres.

“Anak-anak yang sudah main judi gak ada takutnya ke orangtua, guru. Cuma berpikir bagaimana bisa mendapatkan uang dengan judi. Karena itu perlu bekerjasama dengan pemerintah atau instansi penegak hukum untuk ini,” tegas Hendra.

Selain Hendra, sarasehan ini juga menghadirkan dosen Ilmu Komunikasi Fisip Ubhara, M Fadeli sebagai narasumber.

M Fadeli banyak memaparkan tentang komunikasi asertif mengatasi siswa terpapar judi online.

Menurut Fadeli, peran guru BK dalam komunikasi ini sangat penting karena bisa menjadi komunikator, motivator, pengarah, penggagas, penyedia, penengah dan penilai.

Komunikasi asertif adalah model komunikasi yang bisa membuat siswa mampu mengemukakan pendapat, ekspresi sebenarnya tanpa rasa takut serta berkomunikasi dengan lancar

Sementara bagi guru BK, komunikasi asertif ini bisa dilakukan secara terbuka dengan tetap menjaga perasaan, harga diri siswa

“Dampak dari komunikasi ini dapat menyelesaikan masalah saling percaya, keduabelah pihak mampu mengungkapkan pendapat sendiri menyelesaikan masalah interpersonal tanpa merusak hubungan. Dampaknya merasa berharga, dibutuhkan orang lain dan memiliki hubungan social yang baik,” terangnya dalam sarasehan yang dipandu moderator, Fierda Nurany, dosen Administrasi Publik.

Sementara itu, Rektor Ubhara Surabaya, Anton Setiadji mengatakan, perkembangan teknologi saat ini sangat cepat, karena itu diperlukan upaya agar tidak disalahgunakan

“Ubhara Surabaya sebagai kampus Kamtibmas merasa harus ikut peduli, diantaranya mengajak guru BK untuk aktif mengawasi permasalahan ini,” kata mantan Kapolda Jatim saat ditemui di sela acara sarasehan. Ekp

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry