Inilah tampang Biksu Ashin Wirathu, anti Islam dikenal sebagai teroris sejati. (FT/Hidayatullah)

SURABAYA | duta.co – Nama Ashin Wirathu, atau dikenal Biksu Wirathu, benar-benar mengerikan bagi umat Islam Rohingya. Dialah yang getol ‘membakar’ emosi umat Buddha untuk membenci dan membantai muslim Rohingya. Aksi teror Biksu Wirathu sudah dilakukan sejak 2011, dan kini ia memetik hasilnya.

Bacalah The New York Times, 21 Juni 2013, yang membeber alasan mengapa Wirathu sangat benci terhadap Muslim Rohingya hingga melancarkan kampanye provokatif yang menyulut pembantaian, padahal dalam teorinya, agama Budha mengajarkan kedamaian dan kasih sayang? Pria pencetus gerakan anti-Islam 969 itu berdalih, muslim Rohingnya adalah anjing gila.

Teror itu tidak disebutkan Wirathu secara sembunyi-sembunyi, tetapi langsung dikatakannya dalam khutbah yang diliput media internasional, menggambarkan betapa secara terang-terangan ia memproklamirkan diri sebagai musuh Islam.

“Anda bisa berikan kebaikan dan rasa kasih, tetapi Anda tidak bisa tidur di samping anjing gila,” kata Wirathu seperti dikutip The New York Times, 21 Juni 2013. Yang dimaksud “anjing gila” oleh Wirathu adalah Muslim Rohingya sebagaimana tema khutbahnya.

Teroris Sejati

Sudah dua tahun sebelumnya, pidato anti-Islam itu didengungkan Wirathu dan hingga kini ia tidak berubah. Masih memusuhi Muslim Rohingya, bahkan memprovokasi kaum Budha untuk memboikot dan membantai mereka.

Seperti dirangkum BersamaDakwah, Biksu Wirathu lahir pada 10 Juli 1968. Ashin Wirathu, nama lengkapnya. Ia yang mencetuskan gerakan ‘969’; sebuah gerakan anti-Islam yang kemudian membantai muslim Rohingya dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya.

Catatan hitam Wirathu mencuat sejak tahun 2001. Waktu itu ia menghasut kaum Budha untuk membenci muslim. Hasilnya, kerusuhan anti-Muslim pecah pada tahun 2003. Wirathu sempat mendekam di penjara. Namun ia dibebaskan tepatnya pada tahun 2010 atas amnesti amnesti yang juga diberikan untuk ratusan tahanan politik.

Wirathu sempat menjabat sebagai kepala di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu Wirathu memimpin puluhan biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat Budha di daerah tersebut. Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin gerakan anti-Islam “969”.

Entah sejak kapan Wirathu mendengungkan kampanye. Namun kampanye provokatif itu mulai meluas pada awal 2013. Ia berpidato di berbagai tempat, menyalakan kebencian kaum Budha atas umat muslim. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar dengan cepat melalui stiker, brosur dan sebagainya. Kebencian dan anti-Islam meluas dengan cepat, berbuah pembantaian dan pengusiran Muslim Rohingya.

Ribuan muslim Rohingya dilaporkan terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun terakhir. Sisanya bertahan hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan orang mencoba pergi menyelamatkan diri, pada Mei 2015 sampai di Aceh setelah mengarungi laut lepas dengan kapal sederhana.

Militer Myanmar dilaporkan telah menghancurkan dan membakar desa-desa yang dihuni Muslim Rohingya dengan senjata berat. Citra satelit menunjukkan hancurnya desa-desa itu, baru tersebar belakangan. Ironisnya, banyak yang kemudian mengatakan kebiadaban itu sebagai hoax. (dikutip dari Gema Rakyat / tby)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry