
Hari Pertama Tes Jalur SNBT di Surabaya Berjalan Lancar
SURABAYA | duta.co – Lulusan SMA sederajad, menjalani ujian tulis berbasis komputer (UTBK) untuk jalur Seleksi Nasional Berbasis Tulis (SNBT) 2023, Senin (8/5/2023).
Di Surabaya kampus negeri dan swasta menjadi tempat untuk UTBK ini, di antaranya Unair, ITS, UPN, Unesa dan kampus-kampus lainnya.
Di hari pertama itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi meninjau langsung pelaksanaan UTBK di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C Unair. Wahid didampingi Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih.
Untuk UTBK tahun ini, peminat yang memilih Unair naik dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Padahal kuota Unair untuk jalur SNBT ini hanya 2.642 mahasiswa baru di mana 2.010 untuk mahasiswa S1, 281 untuk D3 dan sisanya sebanyak 351 adalah program D4.
“Kuota kita memang tidak banyak jadi peserta harus benar-benar mempersiapkan diri untuk bisa diterima di Unair. Ini seleksi pusat dan semua ditentukan pusat, berdasarkan nilai dari tes UTBK-nya,” kata Prof Nasih.
Unair sendiri memastikan, bahwa mahasiswa yang diterima adalah benar-benar yang memiliki nilai tertinggi sesuai standar minimal dari masing-masing program studi (prodi). “Kalau ada yang nilainya di bawah itu dan diterima, peserta lain boleh protes. Kita akan tunjukkan nilai Anda berapa, mengapa tidak diterima di Unair dan sebagainya,” jelas Prof Nasih.
Boleh Lintas Jurusan, Unair Siapkan SK Rektor
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memang memungkinkan peserta lulusan SMA untuk memilih program studi lintas jurusan. Misalnya, jurusan IPS di SMA bisa memilih prodi Saintek, begitupun sebaliknya lulusan IPA bisa memilih prodi sosial humaniora (Soshum).
Untuk jalur SNBT dengan cara ikut tes UTBK, siswa dengan nilai tertinggi yang akan diterima, walau kemungkinan besar itu akan lintas jurusan. Namun, Unair sendiri, kata Prof Nasih sudah memiliki Surat Keputusan (SK) Rektor yang mengatur semua itu.
“Secara aturan itu memang tidak masalah. Jurusan apapun bebas memilih prodi yang diinginkan. Kalau nilai tesnya bagus, bisa jadi jurusan IPS diterima di Kedokteran Umum, atau di jurusan Saintek lainnya. Silahkan saja. Namun di Unair, kami punya aturan yang harus mereka penuhi,” tuturnya.
Aturan yang diatur dalam SK Rektor itu kata Prof Nasih adalah di semester awal perkuliahan, mahasiswa harus bisa memenuhi standar minimal nilai mata kuliah dasar bersama. Mata kuliah ini disesuaikan dengan prodi yang dipilih itu.
“Jika di kedokteran misalnya ada mata kuliah mikrobiologi. Kalau nanti nilainya tidak memenuhi standar itu, maka secara otomatis mahasiswa tidak bisa melanjutkan ke mata kuliah selanjutnya. Ini kan sayang banget. Kalau mereka bisa mengikuti ya silahkan saja, tapi kalau nilainya tidak memenuhi standar minimal, kami akan DO (drop out). Memang DO ini akan membawa nama baik Unair jadi jelek, tapi daripada lulusan kami yang jelek, lebih baik kami pilih men-DO mereka,” jelasnya.
Lulusan SMK Dirasankan Memilih Jurusan Vokasi
Prof Nasih juga mengingatkan program MBKM memungkinkan lulusan SMK untuk bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Namun, kata Prof Nasih, alangkah baiknya jika lulusan SMK itu memilih jurusan yang sesuai dengan bidangnya.
“Karena SMK itu kejuruan maka alangkah baiknya memilih prodi D3 atau D4 yang vokasi, sehingga sangat linier dengan pendidikan mereka sebelumnya. Karena D3 dan D4 ini sudah sangat bagus bahkan ada beberapa prodi yang sudah mengungguli S1.
“Dengan begitu, kampus mereka tidak akan kesulitan untuk membekali mereka sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sekarang ini kan zigzag sehingga berbeda konsep pengembangannya, akan lebih sulit karena tidak sesuai dengan pendidikan di tingkat menengah atasnya,” ungkapnya.
Berharap Lebih Banyak SIswa di Jatim Diterima Jalur SNBT
Sementara itu, Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur berharap lebih banyak lagi siswa SMA sederajad di Jatim yang diterima jalur SNBT 2023 ini dibandingkan 2022 lalu. “Pada 2022 lalu di jalur tes ini ada 26.781 siswa di Jatim yang diterima di PTN di seluruh Indonesia. Semoga nanti lebih banyak dari itu,” ungkap Wahid.
Sebagaimana diketahui, untuk jalur penerimaan mahasiswa baru tanpa tes atau prestasi (SNBP/Seleksi Nasional Berbasis Prestasi), Jawa Timur memegang rekor tertinggi selama empat tahun berturut-turut. Pada 2023 lalu, ada 24.477 siswa yang diterima di PTN seluruh Indonesia atau naik 31,82 persen dibanding 2022. “Ini akan jadi barometer tercapainya program Jatim Cerdas yang digagas Bu Gubernur Khofifah,” tandasnya.
Dengan semakin banyaknya siswa SMA sederajad yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, diharapkan ke depan sumber daya manusia (SDM) akan semakin berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga pengangguran terbuka bisa berkurang dan ditekan. ril/end