JAKARTA | duta.co – Sebanyak 33 kiai dan habaib, Rabu (24/4/2019) malam mendatangi rumah Prabowo Subianto di Jl Kertanegara 4, Jakarta. Tampak dalam acara silaturrahim itu, sejumlah dzurriyah muassis (anak cucu pendiri) Nahdlatul Ulama (NU).
Mereka menitipkan amanah kepada Prabowo agar serius menjaga kedaulatan rakyat dalam Pilpres 2019 yang, menurutnya tengah dihancurkan oleh para penguasa rakus jabatan.
“Ini bukan persoalan Prabowo-Sandi lagi. Pilpres 2019 ini harus diselamatkan, jika tidak akan menjadi titik awal hancurnya kedaulatan rakyat. Kecurangan dan intimidasi berlangsung masif, tidak ada lagi fatsoen atau etika politik,” jelas KH Agus Solachul A’am Wahib, cucu pendiri NU almaghfurlah KH Wahab Chasbullah yang turut dalam rombongan tersebut kepada duta.co, Kamis (25/4/2019).
Menurut Gus A’am, Pilpres 2019 bukan saja menjadi catatan rakyat dalam negeri, tetapi juga perhatian pengamat luar negeri. Selama ini, tegasnya, belum pernah terjadi Pemilu sekotor ini.
“Kertas suara dicoblos duluan. Sudah begitu, KPU-nya bilang masalah biasa. Penggelembungan dan pemotongan suara terus dilakukan, alasannya human eror. Kasus-kasus yang dilaporkan tidak ada tindak lanjut, ini benar-benar rusak,” tambahnya.
Para kiai dan habaib, jelas Gus A’am Wahib, minta agar Prabowo serius menjaga kedaulatan rakyat, memastikan Pilpres 2019 berlangsung jujur. Intimidasi dan kecurangan harus diinventarisir, kemudian dilaporkan dan dipidanakan.
“Ini masalah masa depan bangsa. Kalau kecurangan massif ini tidak dilawan, ke depan bangsa ini tidak lagi memiliki kedaulatan. Tidak akan berani bersuara menyaksikan kejahatan politik,” tegasnya.
Karenanya, tegas putra Menteri Agama RI ke-8, KH Wahib Wahab ini, KPU harus diawasi untuk menjawab kegelisahan rakyat atas maraknya kesalahan input data di SITUNG KPU. “Kawal C1 sampai tuntas. Kami yakin, tanpa ada penggelembungan dan pemotongan suara, pasangan 02 menang,” tambah Gus A’am. (mky)