Tampak Prabowo-Sandi saat sowan KH Salahuddin Wahid di Tebuireng Jombang, beberapa waktu lalu. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – KH M Hasib A Wahab, Pengasuh Pondok Pesantren  Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang,  mengaku prihatin menyaksikan kampanye Pilpres 2019 yang membawa-bawa isu agama.

Umat ditakut-takuti dengan isu Islam garis keras. Kalau sampai Prabowo-Sandi menang akan ganti sistem khilafah. Kalau isu itu yang diangkat, problem bangsa tidak akan selesai.

“Janganlah umat ditakut-takuti dengan isu Islam garis keras. Kasihan! Problem rakyat seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan jauh lebih penting dari isu itu. Di Indonesia tidak ada pintu Islam garis keras, tidak ada pintu khilafah,” demikian disampaikan Gus Hasib, panggilan akrab KH M Hasib A Wahab kepada duta.co Jumat (16/11/2018).

Untuk menjawab isu itu, Gus Hasib langsung bertanya kepada Prabowo dan Sandiaga S Uno. Tiga pertanyaan penting itu diajukan Gus Hasib saat Prabowo dan Sandi sowan ke Tambak Beras, beberapa waktu lalu.

Gus Hasib (kiri) dalam sebuah kesempatan. (FT/DOK)

Pertama, mohon maaf Pak Prabowo, Islam yang bapak anut ini Islam apa? Moderat atau Islam radikal sebagaimana Islam wahabi?” demikian pertanyaan pertama Gus Hasib.

Prabowo yang didampingi Sandi, langsung menjawab:  “Islam yang saya anut ini Islam moderat seperti NU, Kiai. Saya juga suka melakukan ziarah kubur, suka dengan sholawatan, suka dengan tahlilan sebagaimana yang diajarkan para kiai NU,” jawab Prabowo seperti disampaikan Gus Hasib.

Kedua, mohon maaf, kalau Pak Prabowo terpilih menjadi presiden, Pak Sandi menjadi Wakil Presiden, apakah akan menggantisi sistem Negara/Pemerintahan dengan sistem khilafah? Ini isu yang beredar di medsos dan menakut-nakuti kami,” tanya Gus Hasib lagi.

Apa jawab Prabowo? “Saya ini tentara Pak Kiai. Saya sudah didoktrin oleh TNI untuk menjaga dan berpegang pada Pancasila dan NKRI. Semua isu itu tidak benar, hoax. Saya seorang nasionalis dan agamis,” jawabnya.

Ketiga, apakah ada jaminan dari Pak Prabowo untuk  jabatan Kementerian Agama bagi kader NU? Karena isu di luar akan meninggalkan NU,” pertanyaan terakhir Gus Hasib.

Prabowo langsung mejawab, “Saya sudah tandatangani sebuah perjanjian dengan Pengasuh Pondok Pesantren di Situbondo (KH Cholil As’ad Syamsul Arifin) bahwa, jabatan Menteri Agama akan diserahkan kepada kader NU,” tegasnya.

Berhentilah Menakut-Nakuti Warga NU

Gus Hasib yang saat itu didampingi Ketua BKSN (Barisan Kyai dan Santri Nahdliyin), Gus A’am, merasa plong. “Dengan demikian, warga NU tidak perlu takut dan jangan ditakut-takuti dengan isu Islam garis keras, tidak perlu ditakut-takuti dengan khilafah. Sebab isu paling mendasar di Pilpres 2019 adalah perekonomian, pendidikan dan kesehatan rakyat yang semakin rapuh, utang negara yang kian menumpuk. Dan itu hanya Prabowo-Sandi yang sanggup menuntaskannya,” tegas Gus Hasib.

Masih menurut Gus Hasib, tiga pertanyaan itu sengaja disampaikan kepada Prabowo-Sandi untuk diketahui umat, lantaran terus beredar di masyarakat, bahwa, masuknya Kiai Ma’ruf sebagai Cawapres itu adalah untuk menghadang Islam garis keras.

“Omong kosong! Jangan mau dibujuki. Ini persis seperti Pilkada DKI. Dulu selalu dikatakan, kalau Ahok kalah, tahlilan dilarang. Buktinya, sekarang tahlilan, sholawatan berlangsung di Monas, yang dulu justru dilarang oleh Ahok. Pak Anies yang dicap Islam garis keras, ternyata amaliyahnya NU,” tegas Gus Hasib. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry