H Muhtazuddin (kiri) dan KH Hasib Wahab

JOMBANG | duta.co – Diam-diam gebrakan Kabinet Merah Putih (KMP) dalam kendali Presiden Prabowo menjadi perhatian publik. Sejumlah menteri bahkan dinilai sudah sejalan dengan tekad Presiden Prabowo menciptakan keadilan hukum dan ekonomi.

“Aktivis NU di Jombang milsanya, terus memantau program pemerintah. Sepak terjang Kabinet Merah Putih menjadi perhatian publik. Gebrakan Menteri Keuangan (Purbaya Yudhi Sadewa red) bikin mata rakyat terbelalak,” demikian disampaikan H Muhtazuddin SH, usai menemui tokoh NU Jombang KH Hasib Wahab Chasbullah kepada duta.co, Jumat (10/10/25).

Kaji Muh, demikian ia akrab dipanggil, menyampaikan bahwa kader-kader NU di Jombang juga tengah merintis Jombang sebagai barometer NU, Jombang sebagai ‘Ibu Kota’ NU. “Di samping masalah internal, kader-kader NU juga merasa wajib mensukseskan program pemerintah seperti MBG (makan bergizi gratis), mendukung pemberantasan korupsi, mencegah larinya sumber daya alam (SDA) ke luar negeri,” terangnya.

Presiden Prabowo, tegas Kaji Muh, tampak sekali mewakafkan dirinya untuk kemakmuran rakyat. Tidak banyak bicara. Ia rela mati demi menyejahterakan rakyat. “Ini yang kita tunggu. Sampai-sampai ada yang nyeletuk, mengapa baru sekarang Pak Prabowo jadi presiden? Mengapa tidak dulu-dulu, sehingga bangsa ini tidak terpuruk jauh ke dalam,” urainya.

Ditanya soal KMP, owner kabarnahdliyin.com ini menegaskan beberapa menteri sudah berada pada posisi seirama dengan presiden. Misalnya, Menteri Pertanian, Kejaksaan Agung, Menteri Keuangan ini semua sudah satu frekuensi dengan presiden. Semoga yang lain segera mengikuti jejak presiden. Kalau tidak, ganti saja menterinya,” jelasnya.

Selain urusan kebangsaan, kader NU di Jombang juga mencermati perkembangan NU sebagai jamiyah. “Sekarang memang terasa adem panas. Tetapi, kami-kami yakin, bahwa NU akan konsisten mendampingi umat. Bagi pengurus NU yang memanfaatkan jamiyah sebagai manuver politik pasti disingkirkan oleh Allah SWT,” pungkasnya.

Tolak Pembengkakan Utang KA Cepat

Bukan Purbaya kalau mau dikadali. Ia menolak keras membengkaknya utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh ke China. Ini bisa menjadi bom waktu. Proyek kereta cepat yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp 19,54 triliun.

Untuk menutup biaya tersebut, proyek ini mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar 230,99 juta dollar AS dan 1,54 miliar renminbi, atau totalnya setara Rp 6,98 triliun.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal ini merespons opsi yang disampaikan Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria terkait pembayaran utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) oleh pemerintah. Hebat! (din)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry