Keterangan foto tebuireng.online

JOMBANG | duta.co – Siapa bisa ‘menyembunyikan’ kontribusi pesantren dalam mencerdaskan bangsa? Tidak ada. Tetapi, bagaimana kesiapan pesantren menghadapi tantangan dunia pendidikan nasional menuju satu abad Indonesia? Ini menarik dibahas.

“Tiga hari, mulai Jumat (23/8) sejumlah tema bakal dibedah dalam seminar nasional menyambut 120 tahun Pesantren Tebuireng. Dari peran pesantren mencerdaskan bangsa, kontribusi Ormas Islam serta tantangannya di dunia pendidikan menghadapi satu abad Indonesia,” demikian Mukhlas Syarkun, alumni PP Tebuireng kepada duta.co, Rabu (21/8/2019).

Seminar yang bakal berlangsung di Gedung KH M Yusuf Hasyim Lt 3 ini, diawali dengan bedah pemikiran para pengasuh pesantren. Selain KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) Pengasuh PP Tebuireng, dijadwalkan hadir M Luthfillah Habibi, SEI, MSA, Sekretaris Umum PP Sidogiri.

Dari Kementerian Agama (Kemenag) ada nama Dr H Ahmad Zayadi, MPd (Direktur PD Pontren Kemenag RI), KH Hasan Abdullah Sahal (Pengasuh PP Modern Darussalam Gontor ) dan KH Glory Islamic SAg MSi (Pengasuh PP Yayasan Ponpes SPMAA Lamongan).

Esoknya, Sabtu (24/8/2019), giliran sumbangsih Ormas Islam dibedah. Narasumbernya Prof Dr H Syafiq A Mughni, MA, PhD, Ketua PP Muhammadiyah. Ada juga Al Habib Ali bin Muhammad Aljufri, Ketua umum PB Al-Khairat. Prof H M Nasir, menteri Riset Teknologi dan pendidikan Tinggi. Prof Dr H Mohammad Nu, DEA, Ketua Bidang Pendidikan PBNU serta H Mohammad Zahri MPd, Ketua Umum JSIT.

Minggu (25/8) dua menteri dijadwalkan hadir. Adalah Prof Dr Muhajir Efendi, MPd (Menteri Pendidikan RI) dan Drs H Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI). Keduanya akan mengurai tantangan pendidikan nasional menuju satu abad Indonesia.

Selain seminar nasional, menyambut 120 tahun Pesantren Tebuireng juga diisi dengan Bakti Sosial. Acara terakhir berupa testimoni para santri hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari yang akan berlangsung di halaman Pesantren Tebuireng.

Ada RS Hasyim Asy’ari

Seperti diketahui, hari ini, adalah tepat 120 tahun berdirinya Pondok Pesantren Tebuireng. Pesantren ini didirikan KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 M, tepatnya setelah almaghfurlah pulang dari menuntut ilmu di berbagai pesantren terkemuka di Makkah.

Sumbangsih Pesantren Tebuireng begitu pesat. Pesantren yang terletak di Kecamatan Diwek, itu juga memiliki rumah sakit (RS) yang diprioritaskan untuk kaum dhuafa dengan tujuan meningkatkan kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual masyarakat.

RS Hasyim Asy’ari ini didirikan di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, dibangun di atas lahan 1 hektar yang merupakan tanah wakaf keluarga besar KH Hasyim Asy’ari.

Rumah sakit ini diharapkan bisa membantu 700 sampai 900 pasien rawat jalan perhari dan 200 ribu pertahunnya, termasuk pasien kurang mampu. RS ini menggunakan konsep kesehatan holistik. Tidak hanya sehat fisik, tapi juga sehat mental, sosial, dan sehat spiritual. (muh)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry