SURABAYA | duta.co – Pertama kali, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) mengirim peserta berjumlah 99 orang dalam acara gerak jalan Mojokerto-Surabaya untuk memperingati Hari Pahlawan, 10 November. Tahun ini (2024) gerak jalan akan dilaksanakan awal Desember 2024 dengan mengambil start di Kabupaten Mojokerto.
Sabtu (9/11/24) malam, ribuan nahdliyin dan kiai-kiai NU – menggelar Mujahadah Pejuang NU, sekaligus mendekatkan diri kepada Allah SWT agar terbebas dari kekangan hawa nafsu untuk ‘meneruskan’ Resolusi Jihad yang difatwakan almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari.
“Berkenaan dengan pelaksanaan acara Mujahadah Pejuang NU dalam rangkaian Hari Santri Nasional PWNU Jawa Timur 2024, yang dilaksanakan di Gedung Hofd Bertuur NO (HBNO), kantor PBNJU Tempoe Doeloe, maka peserta diharapkan berbaju putih dengan kopiah hitam, sarung atau celana gelap,” demikian ajakan PWNU Jatim tertanggal 05 November 2024.
Dalam rundown acara, hadir Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar sekaligus akan memberikan taujihat dan doa. Begitu juga Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf akan memberikan paparan tentang ‘NU dan Kemerdekaan’. “InsyaAllah juga akan ada ijazah Kubro oleh KH Anwar Manshur dan KH Abdul Matin Djawahir,” tegas sumber duta.co.
Soal gerak jalan Mojokerto-Surabaya, Ketua PWNU Jatim, KH Kikin A Hakim (Gus Kikin) mengatakan, “Kami mengirim delegasi 99 peserta gerak jalan yang diberi nama Laskar Hizbullah yang meliputi regu Ansor, Banser, Pagar Nusa, LPBI, dan lima PCNU dari Mojokerto (Kota dan Kabupaten) Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo,” demikian Gus Kikin.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang itu menjelaskan kolaborasi juga dilakukan PWNU Jatim dengan mengungkapkan makna historis gerak jalan nasionalis itu, melalui surat Nomor: 126/PW.03/B.I.01.52/16.00/10/2024 dan menyebarkan leaflet.
“Gerak jalan Mojokerto-Surabaya itu sudah lama berjalan, tapi tidak banyak yang tahu, makna historisnya, bukan sebatas olahraga, tapi itu Napak Tilas yang berbasis bukti historis terkait Pertempuran 10 November 1945,” katanya dalam keterangan bersama Ketua Panitia ‘Napak Tilas’ PWNU Jatim Dr Ir HM Qoderi.
Menurut Gus Kikin, gerak jalan itu bermakna gerakan massa yang, melibatkan Laskar Santri (Hizbullah-Sabilillah), selain Tentara Pelajar/TRIP dan pemuda/Arek Suroboyo, yang semangatnya digerakkan oleh Fatwa Jihad, Resolusi Jihad (di Gedung HBNO), dan Takbir Allohu Akbar oleh Bung Tomo, yang semuanya atas ‘komando’ KH M Hasyim Asy’ari.
Fatwa Resolusi itu terlahir karena pihak Sekutu tak mengakui Proklamasi Kemerdekaan RI yang dibacakan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945. Sekutu (Inggris) ingin menguasai Indonesia setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 akibat bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945.
“KHM Hasyim Asy’ari pun mengeluarkan Fatwa Jihad pada 17 September 1945 (satu bulan setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Soekarno-Hatta), lalu nyambung dengan Resolusi Jihad (22/10) yang merupakan fatwa ulama untuk pemerintah Indonesia agar melawan Sekutu (resolusi bukan fatwa untuk masyarakat),” tegasnya.
Resolusi Jihad merupakan hasil pertemuan PBNU/HBNO yang dihadiri ulama NU se-Jawa dan Madura di Kantor HBNO/PBNU di Bubutan, Surabaya pada 22 Oktober 1945, yang disiarkan lewat media yakni Kantor Berita ANTARA (25/10), Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Yogyakarta (26/10), dan Berita Indonesia Jakarta (27/10).
“Jadi, Gerak Jalan dan Hari Santri itu benar-benar berbasis bukti historis, dari Fatwa Jihad, Resolusi Jihad (di Gedung HBNO), dan pekik Allohu Akbar oleh Bung Tomo, namun peran NU dalam 10 November itu secara langsung dibuktikan oleh gerakan laskar Hizbullah yang digerakkan oleh Fatwa Jihad KHM Hasyim Asy’ari,” katanya sebagaimana diunggah detik.com.
Selain Napak Tilas Gerak Jalan ‘Resolusi Jihad’, puncak Hari Santri 2024 yang diadakan PWNU Jatim adalah ‘Mujahadah Pejuang Masa Kini’ di Gedung PBNU Tempo Doeloe di Jl Bubutan, Surabaya, Sabtu 9 November 2024, memanggil seluruh pejuang di pelosok Jawa Timur dan Nusantara. “Acara ini akan dihadiri sekitar 9 ribu orang,” demikian salah seorang pengurus PWNU Jatim. (zi)