Tampak suasana pertemuan 21 Kiai dan Habaib bersama Gus Sholah, Minggu (28/4/2019). (FT/IST)

JOMBANG | duta.co – Menjelang 22 Mei – hari penetapan siapa pemenang Pilpres 2019 oleh KPU —  tensi politik kian meninggi. Dag dig dug, muncul banyak prediksi buruk. Ini menyusul banyaknya kecurangan dan pelanggaran di lapangan. Bahkan tidak sedikit yang mengkhatirkan terjadinya ketegangan.

“Kami bersama para kiai dan habaib sowan Gus Sholah. Pertama, menyampaikan apa-apa yang telah dikerjakan berkaitan dengan Pilpres 2019. Kedua, kemungkinan terjadinya deadlock politik nasional. Apa yang harus kita lakukan,” demikian H Agus Solachul A’am Wahib, Ketua Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN) kepada duta.co sesaat sebelum berangkat ke ndalem Tebuireng, Jombang, Minggu (28/4/2019).

Menurut Gus A’am Wahib, kecurangan dan pelanggaran Pilpres 2019 sudah keterlaluan. Peredaran duit yang gila-gilaan, dan tidak ada penyelesaian hukum. Belum lagi kalau melihat rekapitulasi di website KPU, kesalahan menindahkan angka, ini seperti barang lumrah. Ironisnya, selalu ada penggelembungan, kalau tidak, penyusutan untuk 02.

“Jadi, tidak ada kedaulatan rakyat. Pemilu sekarang ini yang menang bukan pemilih, tetapi siapa yang menghitung suara. Ini berbahaya. Karena itu, kami sowan ke Gus Sholah untuk melaporkan kondisi ini, apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas demokrasi yang notabene kualitas pemimpin negeri ini,” jelasnya.

Ansor Jangan Latah Politik

Di sisi lain, KH Suyuthi Toha yang ikut dalam rombongan tersebut, mengaku prihatin dengan pernyataan petinggi GP Ansor yang mau pasang badan menghadapi people power. Menurut Kiai Suyuthi, pernyataan itu sangat politis. Ini menandakan GP Ansor diperalat orang.

“Jangan! Ini tidak boleh terjadi. Apalagi kalau sampai Ansor-Banser bertabrakan dengan kekuatan lain yang notabene juga umat Islam. Ini harus dihindari,” tegas kiai sepuh asal Banyuwangi ini.

Masih menurut Kiai Suyuthi, anggota Banser, Ansor dan warga NU jangan dijadikan alat untuk kepentingan kelompok. Warga NU baru boleh turun jalan kalau negara ini yang terancam. Saat Gus Dur dijatuhkan oleh komplotan politik (Gus Dur menyebut nama Megawati, Amien Rais dan Akbar Tandjung red.), Banser-GP Ansor tidak turun. Gus Dur bahkan melarangnya. “Kalau sekarang Banser-Ansor mau pasang badan, ini untuk siapa?” tegasnya bertanya.

Saat berita ini diturunkan, pertemuan para kiai dan habaib di kediaman pengasuh PP Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) masih berlangsung. Para kiai dan habaib berharap advis dari Gus Sholah cucu pendiri NU almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari ini.

“Taushiyah Gus Sholah kita tunggu,” jelas Gus A’am Wahib. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry