Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Joko Irianto memberikan penghargaan kepada 20 penyaji terbaik dalam Festival Jaranan Terbuka ke 23 di Alun-Alun Trenggalek.

TRENGGALEK | duta.co — Festival Jaranan Terbuka ke 23 di Kabupaten Trenggalek mengerucutkan 20 penyaji terbaik dan berhasil meraih juara. Setelah melalui seleksi ketat oleh 3 dewan juri, 20 penyaji terbaik dalam Festival Jaranan Terbuka ke 23 Kabupaten Trenggalek tahun 2018 kategori umum ini, resmi didapatkan.

Penyaji terbaik ini terbagi dalam 10 penyaji terbaik non Turonggo Yakso dan 10 penyaji terbaik Turonggo Yakso. Tak hanya itu, juga diberikan penghargaan oleh panitia untuk 2 penata tari dan 2 penata iringan kategori Turonggo Yakso dan non Turonggo Yakso.

“Jumlah penghargaan ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan festival jaranan yang digelar sebelum-sebelumnya, yang hanya memberikan penghargaan 5 penyaji terbaik Turonggo Yakso dan non Turonggo Yakso serta 1 penata tari dan 1 penata iringan kategori Turonggo Yakso dan non Turonggo Yakso,” ungkap ketua panitia yang sekaligus Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Joko Irianto.

Diakui Joko, penambahan jumlah penghargaan ini diharapkan bisa menambahkan daya tarik masyarakat untuk turut mencintai dan melestarikan kesenian tari Jaranan Turonggo Yakso, yang saat ini menjadi icon kesenian di Kabupaten Trenggalek.

Kedepan pihaknya membutuhkan dukungan anggaran untuk membesarkan Festival ini. Mengingat minat masyarakat akan kesenian tari Jaranan Turonggo Yakso cukup tinggi.

“Minat masyarakat akan kesenian tradisional seperti tari Jaranan Turonggo Yakso memang cukup tinggi. Bahkan kalau menuruti kemauan masyarakat, acara ini digelar seminggu pun tidak akan mencukupi,” imbuhnya.

Selama 4 hari festival jaranan terbuka ke 23 ini digelar, juri mengumumkan peserta yang layak diberikan penghargaan sebagai penyaji terbaik.

Beberapa peserta yang mendapatkan penghargaan sebagai penyaji terbaik non Turonggo Yakso di antaranya, Santa Kasta Sendang dari Tulungagung, Mukti Agung Budoyo dari Bendoagung Kampak Trenggalek, Gandes Gayatri dari PIAUD IAIN Tulungagung, Tri Pandowo dari Tulungagung, Mega Mendung Sukorejo dari Blitar, Sanggar Tari Amanda dari Ngares Trenggalek, Taruno Jati dari Pogalan Trenggalek, Prana Kusuma Aji dari Tulungagung, Rukun Santoso, Gedot Blitar, dan Purwo Budoyo Sumberingin Karangan Trenggalek.

Sedangkan untuk penata tari dan iringan terbaik non Turonggo Yakso, diraih Mega Mendung dari Blitar dan Prana Kusuma Aji dari Tulungagung.

Sedangkan untuk peserta yang ditetapkan oleh dewan juri sebagai penyaji terbaik Turonggo Yakso yakni, Ngesti Laras Budoyo SMAN 1 Karangan, Turonggo Lawong Dewandaru Pogalan, Candra Kumara Sumberingin Karangan Trenggalek, Krido Budaya Dongko Trenggalek, Darmo Kusumo, Naga Palangkaraya Sleman Jogjakarta, Sumilir Budoyo Sumberdong, Purwo Budaya Dongko, Sekar Prabu Manduro Tugu, dan Sekar Mayang Dongko.

Untuk penata tari terbaik Turonggo Yakso, diraih oleh Nesti Laras Budoyo dan Turonggo Lawung Dewandaru. Sedangkan penata iringan terbaik Turonggo Yakso, Ngesti Laras Budoyo dan Naga Prabangkara, Sleman Jogjakarta.

Usai menyerahkan piala penghargaan menyampaikan kepada para penyaji terbaik, Joko juga mengucapkan terimakasih atas seluruh pihak atas terselenggaranya festival Jaranan Terbuka ini ke 23 ini.

“Tentunya saya sangat berterima kasih atas kerja keras dari seluruh pihak, baik panitia maupun para peserta dari festival ini termasuk juga masyarakat yang antusias terhadap terselenggaranya acara ini,” kata Joko.

Masih terang Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, pihaknya berharap festival ini semakin maju dan berkembang. Masyarakat diharapkan semakin mencintai budaya. Pasalnya, perkembangan budaya sangat mendukung perkembangan pariwisata. (mil/ham)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry