FT/Kemenag

JAKARTA | duta.co – Sebanyak 18 Puteri Muslimah Asia 2018 mengunjungi Kementerian Agama (Kemenag). Mewakili Menteri Agama, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Muhammadiyah Amin menyambut kedatangan Puteri Muslimah yang berasal dari berbagai negara tersebut.

Kontes kecantikan muslimah Asia ini diikuti 6 negara, di antaranya Turki, Malaysia, Singapura, Brunei, Timor Leste dan Indonesia. Masing masing negara mengutus tiga kontestan. Peserta berumur 15 sampai 25 tahun.

“Kami mendukung kegiatan ini. Saya berharap ajang ini mengutamakan wawasan keislaman dan mengutamakan akhlak,” ungkap Muhammadiyah Amin, di Jakarta, Senin (30/04).

Para peserta dipilih dengan kualifikasi khusus, mulai dari aspek iman, akhlak, wawasan global, hingga bakat dan fisik. Audisi sudah berproses dari Februari hingga Maret. Tahapan berikutnya akan mulia tayang di salah satu televisi swasta pada 7 Mei 2018.

“Program ini saya kira merupakan syiar agama dan kesempatan saling memahami budaya masing masing. Saya yakin umat Islam dunia antusias mengikuti ajang ini,” imbuhnya.

Guru Besar Hadits ini berharap perbedaan kultur bisa disinergikan dalam rangka membangun muslimah dunia. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkenalkan potensi muslimah dan industri kreatif Indonesia.

Ajang Putri Muslimah Asia 2018 ini adalah kali pertama dilaksanakan. Sebelumnya, selama empat tahun, even tersebut berupa pemilihan Putri Muslimah Indonesia.

Kesempatan bertemu Dirjen Bimas Islam dimanfaatkan para peserta untuk bertanya terkait persoalan keagamaan. Peserta asal Timor Leste misalnya, menyakan soal fenomena Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) hingga moderasi Islam.

Muhammadiyah Amin menegaskan bahwa ISIS tidak sesuai ajaran Islam. “Paham ISIS tidak sesuai dengan ajaran Islam dan tidak sesuai dengan Pancasila. Mereka bilang Pancasila itu thagut. Ajaran mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam karena Islam itu agama rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.

Dikatakan Amin, Indonesia menganut paham Islam moderat, bukan ekstrim kiri juga bukan ekstrim kanan. Menurutnya, agama apapun tidak ada yang mengajarkan untuk membunuh, apalagi membunuh sesama muslim. Dirinya pun berpesan agar dakwah disampaikan dengan hikmah.

Peserta dari Turki Avida Lale mengungkapkan kegembiraannya bisa ikut ajang ini. Avida memuji toleransi yang ada di Indonesia di mana perempuan berhijab sangat mudah masuk ke dalam program televisi.

“Ini pertama kali bisa mewakili negara saya. Saya sangat senang karena merupakan kesempatan langka. Di Turki wanita berkerudung susah masuk TV, saya salut dengan toleransi di sini,” ujar Afida.

Menanggapi itu, Muhammadiyah Amin mengatakan bahwa Turki di matanya saat ini semakin ramah terhadap budaya dan tradisi Islam, dan itu adalah ciri khas Turki masa lalu. Dirinya pun mengajak semua peserta dari luar untuk belajar tentang Islam Indonesia yang dinamis dan mengutamakan kedamaian.

Sementara itu, peserta dari Malaysia menanyakan masalah pernikahan di Indonesia yang sedang hangat. Terkait ini, Amin menegaskan bahwa Indonesia memberi batasan usia nikah.

“Kami memiliki aturan pernikahan, laki-laki 19 tahun dan perempuan 16 tahun. Ini untuk masa depan pernikahan mereka. Sebelum menikah, mereka harus sudah siap baik secara mental maupun kesehatan reproduksi.  Indonesia juga mendorong orang berpendidikan tinggi agar kuat menjaga keluarga,” pungkasnya.

Usai  berdialog, Muhammadiyah Amin memberikan Alquran terbitan Kementerian Agama kepada seluruh peserta Puteri Muslimah Asia 2018. (kmg)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry