SIDOARJO | duta.co – Senin (21/5), ada 14 jenazah pelaku teros bom di Surabaya dan terduga teroris dikubur di makam tak bertuan, di kawasan Jalan Mayjen Sungkono Pucang Sidoarjo.
Pemakaman hanya dilakukan para petugas makam tanpa dihadiri iringan sanak keluarga dan doa.
Tiga jenazah pertama kali dimakamkan di sana pada Jumat (18/5) yakni jenazah Anton Ferdiantono, Sari Puspitarini, dan Hilya Aulia R.
Mereka adalah suami istri dan seorang anaknya yang tewas dalam ledakan di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo.
Sedangkan pada Minggu (20/5) yang dimakamkan dalam satu tiang lahat sebelah selatan adalah Moh Dari Satria. Dia adalah anak dari Tri Murtiono, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya.
Selanjutnya Fadhila Sari dan Famela Rizqita yang keduanya anak Dita Supriyanto, pelaku bom bunuh diri GKI di Jalan Diponegoro Surabaya.
Kemudian di makam kedua ada Puji Kuswati yakni istri Dita Supriyanto dan Moh Dafa Amin putra Tri Murtiono.
Sementara di liang lahat ketiga, dimakamkan Tri Murtiono dan Tri Ernawati, suami istri yang tewas dalam aksi bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya.
Pada Senin (21/5) sekitar pukul 14.00 WIB, ada empat lagi yang dimakamkan di makam tersebut adalah Ilham Fauzan, Dedi Sulistiono, Budi Satrio, dan Hari Sudarmanto.
Sedangkan proses pemakaman empat belas jenazah diduga teroris tersebut itu semuanya hampir sama.
Masing-masing jenazah tiba dalam polisi terbungkus peti mati warna putih. Begitu tiba, peti itu langsung dimasukkan dalam liang lahat yang sudah disiapkan sebelumnya.
Prosesnya sangat cepat, tanpa ada doa atau ritual-ritual seperti prosesi pemakaman pada umumnya.
Seperti dalam proses pemakaman sebelumnya, hanya mengabiskan waktu sekitar 45 menit terhitung sejak mobil jenazah tiba, sampai semua jenazah selesai dimakamkan.
Selama proses pemakaman, petugas dari Polda Jatim dan Polresta Sidoarjo terlihat melakukan penjagaan ketat di sekitar lokasi sehingga tampak sunyi mencengkam.
Para petugas meninggalkan lokasi setelah semua proses pemakaman selesai. yud
