
SIDOARJO | duta.co – Suasana akhir pekan di Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, tampak ramai. Warga dari berbagai daerah berdatangan mengikuti kegiatan “bukaan pancing” di kolam pancing (tambak) milik warga setempat, Minggu (29/6/25). Tradisi ini bukan sekadar hobi, namun juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi bagi warga desa dan wisata.
Di lokasi, terlihat gubuk sederhana di tepi kolam yang menjadi tempat tinggal Pak Taufik (55), sang penjaga tambak. Ia telah menjaga tambak milik warga ini selama lebih dari 12 tahun. Dalam kesehariannya, ia tidur di gubuk tersebut untuk menjaga tambak dan memastikan kolam siap saat ada jadwal bukaan pancing.
Pak Taufik tak sungkan menceritakan pengalamannya tidur di gubuk. “Sudah biasa tidur di sini tiap malam, tiap hari jaga tambak ini. Kalau siang mantuk (pulang sebentar), lalu balik lagi ke gubuk malam tidur di sana,” ujar Pak Taufik kepada duta.co di lokasi tambak, Minggu (29/6/25).
Pak Taufik menjelaskan, hasil tambak ini memang tidak dijual untuk konsumsi umum, tapi disiapkan khusus untuk kegiatan pancingan. “Biasanya yang datang hobi mancing, bukan bakul (pengepul). Jadi mereka lebih sabar dan menikmati suasananya,” ungkapnya.
Terkait informasi pembukaan pancing, menurutnya tersebar dari mulut ke mulut dan juga melalui media sosial seperti WhatsApp dan Facebook. “Ada makelar juga, mas, mereka punya massa sendiri. Kadang info tersebar lewat grup WA atau Facebook. Jadi, ramai terus kalau ada bukaan,” jelasnya.

Jenis ikan yang tersedia di kolam pancing ini, kata dia, antara lain ikan mujaer dan nila dengan usia sekitar 4-5 bulan. Tiket masuk pun bervariasi, tergantung pengelola.
“Ada yang Rp50 ribu, ada juga yang Rp80 ribu. Kadang kalau dapat banyak ya ditinggalin ikannya, asal sudah puas,” imbuhnya sambil tersenyum. Ia juga bercerita tentang tantangan menjaga tambak, terutama saat musim hujan.
“Suka dukanya ya saat hujan deras. Seperti kemarin sempat was-was banjir, tapi alhamdulillah masih aman,” katanya.
Salah satu pemancing, Wiwan (43), warga Blimbing, Malang, mengaku baru pertama kali memancing di Gempolsari. Ia mengetahui informasi bukaan kolam dari grup WhatsApp.
“Saya memang hobi mancing. Sebulan sekali kalau ada bukaan kolam pancing, saya datang. Lokasinya beda-beda, kadang orangnya itu-itu saja, tapi sering juga ketemu orang baru,” ungkap Wiwan.
Meski hobi memancing, Wiwan mengaku anaknya belum tertarik mengikuti jejaknya. “Anak belum minat mancing. Harus diajari dulu, mulai dari kolam timbang yang pasti-pasti dapat. Biasanya yang dipancing ikan nila, tombro, atau nila,” pungkasnya. (loe)