Menyambut Dies Natalis 105 FK Universitas Airlangga

SURABAYA | duta.co – Mengenaskan. Ternyata ada 12 ribu jamban di Surabaya ini tak layak.

Tidak layaknya karena salurannya langsung dibuang ke sungai atau kali bahkan saluran air lainnya.

Sehingga mengganggu kebersihan lingkungan. Apalagi di musim kering seperti sekarang ini menambah permasalahan karena saluran air tidak berjalan normal.

Jumlah itu diungkapkan dr Henry Wibodo, Sp And,  dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FKUA).

Henry mengungkapkan itu sesuai dengan data yang didapatnya dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada dua bulan lalu.

“Tidak layak itu lebih banyak pada saluran pembuangannya. Di mana masyarakat Surabaya masih membuang kotorannya itu langsung ke saluran air atau sungai dekat rumah. Ini sudah tidak benar,” ujar dr Henry, Senin (29/10).

Karenanya, Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan  akan mencoba membenahi masalah ini.

Satu per satu Pemkot Surabaya akan mencoba mengedukasi masyarakat tentang masalah ini. Selain membantu masyarakat untuk membangunkan jamban yang sehat.

FKUA yang akan memasuki usia 105 tahun pada 10 November mendatang, mencoba membantu Pemkot Surabaya untuk membenahi masalah ini.

Sehingga pada 2019, Surabaya terbebas dari masalah ini.

Para alumni FKUA berencana untuk membangunkan 340 jamban sehat untuk masyarakat di Surabaya. Tepatnya di 13 kelurahan mulai Dukuh Kupang, hingga Rungkut.

“Awalnya kita hanya maunya 100 tapi ternyata responnya sangat luar biasa. Kita kewalahan untuk melayaninya,” jelasnya.

:Sampai saat ini sudah 340 jamban yang akan kami renovasi,” jelas dr. Henry yang merupakan salah satu wakil ketua Dies Natalis ke-105 FKUA.

Untuk membangun jamban sehat ini, alumi FKUA menyediakan dana Rp 1.750.000 untuk masing-masing jamban.

Namun, untuk mengedukasi masyarakat agar bisa bertanggung jawab terhadap penggunaan jamban itu, maka akan diberikan pertama kali Rp 1.000.000.

Sisanya nanti masyarakat yang harus menyicil ke kontraktor yang sudah ditunjuk.

“Kita melakukan servei dulu untuk mendata siapa saja yang layak untuk mendapatkan ini. Kalau mampu maka dia harus menyicil, tapi kalau yang tidak mampu maka akan dibantu 100 persen,”  tandasnya.

Sampai saat ini, diakui dr Henry sudah bisa melukan rebovasi 100 unit jamban. Sisanya akan dikebut hingga semuanya selesai pada 10 November mendatang.

“Kita sudah mengerahkan semua pihak agar ini bisa selesai,” tukasnya.

Untuk Dies Natalis kali ini, FKUA menggelar banyak sekali acara.

Tidak hanya membantu pembuatan jamban sehat, alumni juga menggelar pengabdian masyarakat (pengmas) di beberapa lokasi. Mulai khitanan massal, pengobatan gratis hingga seminar-seminar nasional.

Dalam berbagai acara yang digelar akan mendatangkan tokoh-tokoh penting. Mulai ketua IDI terpilih, dr Mohammad Adib Khumaidi hingga Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Dr. dr. Fachmi Idris.

“Kita ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat sekitarnya,” ungkap Dekan FKUA, Prof Dr dr Soetojo, SpU (K). end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry