JOMBANG | duta.co – Sebanyak 11 santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak, Diwek, Jombang menerima Beasiswa Santri dari Baznas Pusat di Jakarta. Penyerahan secara simbolis dilakukan Senin, (20/1).
Acara penyerahan digelar di aula Madrasah Aliyah Pesantren Seblak. Tampak hadir mendampingi santri, Nyai Hj Nur Laili Rahmah (ketua majelis pengasuh), Ning Rasyidah Elsaputri (direktur pesantren), Gus Fardan Hamdani (direktur madrasah) dan Budi Santoso (kepala aliyah).
Penyerahan dilakukan di depan dewan guru dan ratusan santri. Juga disaksikan Muhammad Agus Salim, kepala seksi pondok pesantren (kasi pontren) Kementerian Agama Kabupaten Jombang.
Beasiswa santri tahun ini mencakup juga bimbingan seleksi masuk perguruan tinggi negeri. “lni yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Budi Santoso.
lni karena tahun sebelumnya beasiswa santri hanya untuk konseling dan pelatihan kompetensi kerja. “Termasuk pendampingan pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi,” imbuhnya.
Kegiatan bimbingan seleksi masuk perguruan tinggi negeri, lanjutnya, dimulai hari ini. “Dibuka dengan penyerahan atribut bagi para penerima beasiswa santri Baznas,” ujarnya.
Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak mengapresiasi beasiswa yang diberikan Baznas. “Alhamdulillah, semoga menambah semangat anak-anak untuk belajar dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya.
Perempuan berkacamata ini berharap agar para penerima beasiswa santri bisa masuk ke perguruan tinggi. “Maka harus semangat, sehingga semoga bisa diterima di perguruan tinggi negeri yang diidamkan,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Ning Rasyida Elsaputri. Direktur Pesantren Seblak ini menegaskan bahwa penerima beasiswa santri adalah pilihan. “Karena beasiswa ini tidak didapat semua santri,” ucapnya.
Perempuan yang akrab disapa Ning Ocik ini berpesan agar para santri memanfaatkan kegiatan sebaik-baiknya. “Ikuti sebaik-sebaiknya dan tetap semangat,” pesannya.
Ibu tiga putra ini menambahkan, semangat dari dalam diri menjadi paling penting untuk berkembang. “Dibanding fasilitas yang diberikan dan orang luar yang menyemangati kita,” imbuhnya.
Muhammad Agus Salim yang hadir lebih memotivasi para santri. Terutama memanfaatkan peluang beasiswa santri agar lolos masuk ke perguruan tinggi negeri.
Kasi Pontren Kementerian Agama Jombang ini menegaskan, karakter santri harus terus belajar. “Dan, semua resep belajar itu sebenarnya sudah ada di kitab-kitab kuning yang dipelajari di pondok sini,” katanya.
Dalam kitab Adabul ‘ Alim wal Muta’allim karya almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari Tebuireng, misalnya. “Di dalamnya dijelaskan bagaimana kesuksesan santri itu tidak hanya masalah kognitif, tapi juga akhlak ke guru dan orang tua, sebagai hal terpenting kesuksesan murid,” ujarnya.
Dia juga menegaskam santri harus semangat dalam meraih cita-cita. Termasuk lolos ujian masuk perguruan tinggi negeri yang diinginkan.
Semangat itu, lanjutnya, harus disertai dengan senyuman dan strategi. “Terutama dalam mengenali potensi diri yang dimiliki dan memilih program studi yang sesuai,” urainya.
Dia mendorong para santri yang hadir terus optimis. Meski ada kesempatan tahun depan mencoba seleksi lagi. “Tapi kenapa tidak tahun ini jika bisa,” ujarnya.
Dirinya berpesan agar beasiswa santri Baznas juga mampu memotivasi para santri lainnya. “Terutama mewujudkan cita-cita berprestasi di kampus negeri,” pungkasnya. (muk)