TUTUP JALAN:Kondisi longsor yang memutus jalan antar kecamatan di Ngoro menuju Trawas. (duta.co/ARIF RAHMAN)

MOJOKERTO |duta.co – Longsor terjadi di enam titik di sepanjang jalur Kecamatan Ngoro-Trawas Kabupaten Mojokerto, Rabu (1/3). Kondisi lahan yang kritis akibat perubahan fungsi diduga menjadi penyebab utama. Longsor juga terjadi di jalur Pacet-Cangar, tanah longsor terjadi di 4 titik. Akibatnya, jalan antar kecamatan itu terputus.

Camat Trawas, Iwan Abdillah mengatakan, hujan deras yang terjadi di wilayah Trawas sejak Selasa (28/2), kondisi tanah yang labil mengakibatkan longsor. Akibat guyuran hujan tersebut, tebing di sepanjang jalur Ngoro-Trawas longsor di 6 titik. Tebing tersebut ambrol tergerus air hujan yang diperparah minimnya pepohonan pengikat tanah.

“Tanah longsor 6 titik itu 2 diantaranya di Desa Jolotundo, 4 titik di Desa Kedungudi. Material longsor berupa tanah dan bebatuan sehingga sulit untuk dibersihkan secara manual,” kata Iwan, Rabu (1/3/2017).

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, tanah longsor paling parah terjadi di jalan Ngoro-Trawas, tepatnya di Desa Kedungudi. Di lokasi ini, material longsor berupa tanah dan bebatuan menutup totoal jalan antar kecamatan itu sepanjang 15 meter dengan ketebalan mencapai 1 meter.

“Tidak ada korban jiwa, Jalur Ngoro-Trawas tertutup total. Namun, warga masih bisa memutar lewat Desa Sugeng (Kecamatan Trawas), kami kasih pengumuman di simpang-simpang jalan agar masyarakat menghindari jalan ini. Otomatis harus memutar lebih jauh, sekitar 10 Km,” terangnya.

Untuk memulihkan jalan antar kecamatan itu, lanjut Zaini, sejak pukul 10.00 Wib, sebuah alat berat didatangkan di lokasi longsor. Sementara satu alat berat lainnya saat ini dalam perjalanan ke lokasi untuk mempercepat pembersihan jalan.

“Semoga upaya pembersihan material longsor tak merusak badan jalan,” ujarnya.

Selain itu, tanah longsor juga terjadi di jalan Pacet-Cangar (Batu) di lereng Gunung Welirang. Menurut Zaini, longsor di jalur ini terjadi di 4 titik. Namun, upaya pembersihan sudah dilakukan bersama warga dan para relawan sehingga jalan alternatif Mojokerto-Malang itu kembali normal.

“Hujan intensitas cukup tinggi mengakibatkan tanah gembur di atas longsor beserta bebatuan. Kondisi hutan vegetasinya kurang, per hektare minimal 400 batang pohon, ini tak sampai 400,” terangnya.

Atas insiden ini, Zaini mengimbau kepada masyarakat agar eksra waspada, baik yang melintas di jalur rawan longsor maupun penduduk sekitarnya. Menurut dia, tanah longsor menghantui jalur Pacet-Claket-Trawas, pemukiman Sendi (Pacet), jalur Pacet-Cangar, serta jalur Trawas-Ngoro.

“Agar masyarakat tetap waspada, laporan BMKG sampai Maret kita masih diliputi cuaca yang tak bersahabat, potensi banjir dan longsor masih sangat tinggi,” tandasnya. (ari)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry