Dr. H.M.Syamsul Huda, M.Fil.I, Pembantu Rektor 1 UIN Surabaya. DUTA/dok

SURABAYA | duta.co – Senin (1/5) mendatang, Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) akan diumumkan. Sampai batas waktu penutupan, pendaftar mencapai 157.039 peserta. Padahal, pagu atau kuota penerimaan hanya 64 ribu dari 56 PTKIN di seluruh Indonesia.

“Saat ini, kita masih memasukkan pilihan PTKIN kedua di Jakarta hingga 26 April 2017. Setelah itu, semua akan berkumpul di Jakarta untuk pengumuman,” ujar Koordinator Pokja Kesekretariatan SPAN dan UM PTKIN, Dr. H.M.Syamsul Huda, M.Fil.I, Selasa (25/4).

Pembantu Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya ini mengakui tahun ini jumlah pendaftar memang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 129 ribu dengan kuota 56 ribuan. Kenaikan ini disebabkan banyak faktor. Di antaranya karena alih status dari STAIN ke IAIN dan dari IAIN ke UIN. Sehingga dengan alih status terutama dari IAIN ke UIN akan menambah jumlah program studi (prodi) yang ada di kampus tersebut.

“Selain itu, saya sudah prediksi sebelumnya, pasti pendaftar meningkat. Karena apa, saat ini Kemristekdikti sudah mengubah jatah sekolah sesuai akreditasi. Misalnya dari semula akreditasi A jatahnya 75 persen kini menjadi 50 persen. Kemenag kan belum menerapkan itu, sehingga apa jadinya, sisa siswa yang tidak kebagian jatah itu akan lari ke SPAN PTKIN. Selain kami gencar melakukan sosialisasi hingga ke pelosok daerah,” jelasnya ditemui di ruang kerjanya.

Sementara untuk UIN Surabaya sendiri, hingga ditutupnya pendaftaran, jumlah pendaftar mencapai 17.800 orang. Padahal, kuota untuk SPAN ini hanya 1.300 orang dari total 4.400 mahasiswa.

Sedikitnya pagu untuk SPAN ini tidak lain karena UIN Surabaya memiliki dua sistem penerimaan mahasiswa selain SPAN dan UM PTKIN juga lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). “Kita punya 18 prodi umum yang seleksinya lewat SNMPTN dan SBMPTN sedangkan 24 prodi lainnya melalui SPAN dan UM PTKIN,” tukasnya.

Dari semua pendaftar itu, diakui Syamsul yang paling favorit adalah Ekonomi Syariah. Dari 106 pagu di UIN Surabaya, yang mendaftar mencapai 9 ribuan peserta, Sehingga dengan kondisi ini tingkat persaingannya sangatlah ketat.

“Tiga PTKIN di Surabaya, Jakarta dan Yogyakarta, jurusan ini menjadi favorit. Persaingannya sangat ketat,” tukasnya.

Namun yang paling penting di tahun ini, pendaftar bidik misi sangat membludak. Apalagi, Kemenag sudah menerapkan pendaftar bisa memasukkan mengikuti program bidik misi di awal pendaftaran. “Sehingga pendaftarnya jumlahnya mencapai 64 ribu padahal kuotanya 7 ribuan,” tandasnya.

UM PTKIN Ditutup 10 Mei

Sementara itu, sejak dibuka minggu lalu, hingga kini pendaftar ujian tulis atau Ujian Masuk (UM) PTKIN sudah mencapai 20 ribu pendaftar. Diperkirakan hingga ditutup 10 Mei mendatang, jumlahnya bisa mencapai 85 ribu, naik dari tahun lalu yang sebesar 76 ribu pendaftar. “Untuk UIN Surabaya sendiri, hingga kini masih belum up date,” tukasnya.

Yang berbeda, di tahun ini sudah diterapkan ujian dengan komputer atau computer based test (CBT). Ujian tulis ini, 15 PTKIN mendapatkan jatah untuk menggelar ujian CBT sebesar 1.400. Untuk UIN Surabaya sendiri, jatahnya sebesar 200 plus cadangan. UIN Surabaya menggelar dua tes CBT yakni untuk UM PTKIN dan SBMPT 2017. (end)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry