SURABAYA | duta.co – Sebanyak 1.294 pelapak Jatim telah bergabung dengan Bukalapak. Harapannya, para pelapak dari Jatim bisa menghadapi sekaligus bersaing di era digital.

“Dengan masuk ke Bukalapak ini bisa ke pasar internasional. Marketplacenya sudah dijamin Bukalapak. Tinggal kita mau bertarung atau tetap berada di zona nyaman,” ujar Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat hadir di acara Gathering Industri Kreatif dan Potensi Jawa Timur yang bertema Industri Kreatif Jawa Timur Lokomotif Ekonomi Nasional di Grand Ballroom Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Rabu (26/12/2018).

Ia mengatakan, Pemprov Jatim telah melakukan MoU dengan Bukalapak. Dalam perjanjian tersebut, Bukalapak tidak akan menjual produk-produk dari luar negeri. Bukalapak ini justru menjual produk buatan Indonesia termasuk dari produksi Jatim.

“Dalam era digital, kita tidak mau hanya jadi pasar. Jadi Jatim kerjasama dengan marketplace agar memasarkan produk dari Jatim. Kita perbesar, tetapi kita harus jujur terhadap kualitas produk kita. Seperti produksi kuliner harus jelas standar, tanggal expirednya,” kata Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim sambil menyampaikan apresiasinya kepada Bukalapak.

Menurutnya, ini merupakan bentuk nasionalisme baru. Dalam perdagangan bebas seperti ini harus memberanikan diri untuk mengambil keputusan menjual produk dalam negeri.

Di hadapan Sekretaris Umum Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Restog Krisna Kusuma, SH, M.Si, AK, Pakde Karwo menyampaikan keprihatinannya terhadap permasalahan pembiayaan bagi industri kecil dan UMKM. Pembiayaan ini masih dikenakan suku bunga yang tinggi. “Industri kecil dan UMKM dikenakan suku bunga 18 persen, industri besar 14 persen,” jelasnya.

Melalui pertemuan ini, Pakde Karwo berharap agar pemerintah serius menangani yang kalah pertarungan efisiensi dalam pasar. Apalagi Jatim telah menyumbangkan sebanyak 20,85 persen dari pasar industri kreatif nasional.

Sementara itu, Direktur Utama Jawa Pos Leak Kustiyo mengatakan, kreatif adalah kata puncak yang pada masa depan menjadi pergulatan semua. Khususnya bagi yang konsen terhadap dunia kreatif. “Kita beri sentuhan baik itu kuliner, fashion, atau apapun. Termasuk apa yang melangkah ke dunia digital,” ujarnya.

Karena itu, pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pelaku industri kreatif, agar Jatim menjadi lokomotif perekonomian nasional. Selain itu memperluas pemasaran melalui e-commerce.

“Jadi tidak hanya membuat program dan produk, tetapi juga memikirkan pemasarannya. Sekitar 350 industri kreatif akan mendapat pelatihan untuk dijadikan pelapak aktif,” pungkasnya. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry