SURABAYA | duta.co – Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajioun. Sial betul nasib Ahmad Budi Cahyono, Guru GTT (Honorer) Mapel Seni Rupa di SMA N 1 Torjun, Sampang, Madura. Lelaki yang baru saja berumah tangga, istri sedang hamil 4 bulan, ini harus merenggang nyawa di tangan siswanya, Mohammad Holili.

Kisahnya begitu menyedihkan. Dia hanya seorang guru (honorer) tidak tetap (GTT) untuk mata pelajaran Seni Rupa di SMA N 1 Torjun, alamat Ds Jrengik Kec Jrengik Kab Sampang.

Pak Budi, begitu ia biasa dipanggil, dikenal ramah oleh siswa-siswanya. Tetapi, dia harus menghadapi murid, yang kerasnya setengah mati, Holili, siswa Kelas XI.

Kamis, (1/2/2018) sekitar pukul 13.00 WIB. pada saat sesi jam terakhir, Guru Budi sedang mengajar Mata Pelajaran Seni Rupa di kelas itu. Konon, saat jam pelajaran, Holili tidak mendengarkan pelajaran dan justru mengganggu teman-temannya dengan mencoret-coret lukisan mereka.

Melihat ini, sebagai guru, Budi menegur Holili, namun tidak dihiraukan. Kabarnya Holili semakin menjadi-jadi mengganggu teman-temannya. Akirnya Budi menindak siswa tersebut dengan mencoret pipi Holili dengan cat lukis. Sebuah coretan kasih sayang.

Tetapi, Holili tidak terima, lalu Guru Budi dipukul dan dicekiknya. Peristiwa ini kemudian dilerai siswa. Guru Budi kemudian dibawa ke ruang guru, menjelaskan duduk perkaranya kepada Kepala Sekolah.

“Saat itu Kepsek tidak melihat adanya luka di tubuh dan wajah Pak Budi dan kemudian mempersilahkan agar pak guru pulang duluan,” jelas berita yang beredar sekolah.

Apa dikata, tidak lama, ada kabar dari keluarga bahwa Guru Budi mengeluh sakit pada lehernya. Selang beberapa saat, sakitnya makin serius, bahkan tidak sadarkan diri (koma).

Karena Puskesmas setempat tidak mampu menangani, maka, langsung dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya. Di sini guru Budi semakin kritis, hasil didiagnosa dokter mengalami MBA (Mati Batang Otak), sehingga semua organ dalam tidak berfungsi.

Akhirnya guru muda itu dengan mobil ambulans yang sama, dari RS Sampang yang masih menunggu karena kritis, dinyatakan meninggal dunia di RSUD Dr. Soetomo.

“Kami masih akan melakukan penyelidikan terkait kasus pemukukan siswa terhadap gurunya yang menyebabkan tewas itu,” ujar Kapolsek Torjun AKP Budi Wardiman per telepon, Kamis malam kepada Antara.

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdatut Tullab Sampang, Dr Moh Wardi, ikut prihatin. Dia menyayangkan tragedi yang terjadi di dunia pendidikan di Kabupaten Sampang tersebut. “Ini sudah di luar batas kewajaran, apalagi hingga menyebabkan guru meninggal dunia seperti itu,” ujar Wardi.

Sungguh memprihatikan. Inilah di antara wajah anak-anak kita. Tak ada kalimat, kecuali mendesak pemerintah turun tangan. Harapan lain, agar keluarga Guru Budi diberikan ketabahan, kesabaran dan almarhum Ahmad Budi Cahyono layak dicatat sebagai guru penyabar, semoga tergolong Mati Syahid. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry