VIRAL: Dua orang berseragam kejaksaan menampilkan pesan protes atas OTT KPK yang bernilai recehan, #OTTRecehan. (twitter)

JAKARTA | duta.co – Beberapa hari lalu sempat viral foto jaksa yang menyindir operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bengkulu. Foto jaksa itu menanggapi tertangkapnya Kepala Seksi III Intel Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Parlin Purba.

Seorang jaksa berfoto sambil memegang sebuah kertas dengan tulisan “Kami terus bekerja walau anggaran terbatas. Kami tetap semangat walau tanpa pencintraan. Kinerja kami jangan kamu hancurkan dengan #OTTRecehan”.

Jaksa lain berpose sambil memegang tulisan berbeda, yakni “Sudah ribuan perkara korupsi kami tangani, sudah triliunan uang negara kami selamatkan. Kinerja kami jangan kamu hancurkan dengan #OTTRecehan”.

Salah satu jaksa yang terlihat di dalam foto adalah jaksa Fauzy Marasabessy usai mengikuti persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (14/6/2017), menjelaskan makna di balik foto-foto yang menjadi viral tersebut.

“Itu bukan menunjukkan kekecewaan saya terhadap KPK, bukan. Itu kekecewaan saya terhadap situasi yang kami hadapi,” kata Fauzy.

Fauzy lantas mengungkap latar belakang mengapa aksi tersebut dilakukan. Menurutnya, penangkapan terhadap seorang jaksa di Bengkulu tersebut sangat berdampak besar bagi institusi kejaksaan. “Kerja keras yang dilakukan seluruh aparatur kejaksaan di seluruh Indonesia bisa tak berarti apa-apa, hanya karena ada satu orang jaksa nakal yang tertangkap tangan oleh KPK,” ujarnya.

Menurut Fauzy, masyarakat yang tidak memahami apa yang terjadi bisa beranggapan bahwa semua jaksa melakukan hal yang sama. Dampaknya, seluruh aparatur kejaksaan akan menerima stigma negatif di hadapan publik.

“Sudah ribuan perkara kami tangani, sudah triliunan uang negara kami selamatkan. Kami jalan dengan berbagai keterbatasan. Anda bisa perhatikan sendiri, sumber daya kami cuma tekad untuk penegakan hukum,” kata Fauzy.

“Kami merasa ini tidak fair. Kami di kota besar tidak terlalu masalah. Bagaimana jaksa yang berjibaku di pedalaman Papua, yang harus menyeberang laut. Jaksa itu tugasnya dari penyelidikan sampai eksekusi,” ujar dia.

Fauzy dan kawan-kawannya tidak mempersoalkan penegakan hukum yang dilakukan KPK. Berapa pun atau siapa pun jaksa yang ditangkap, sebenarnya tidak menjadi masalah. Namun, menurut Fauzy, akan lebih baik jika dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan jaksa, dapat dikoordinasikan dengan internal kejaksaan.

“Misalnya, apabila ada dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan jaksa, KPK dapat berkoordinasi dengan kejaksaan untuk bersama-sama melakukan penindakan. Kalau mau OTT silakan, tapi cobalah koordinasi dengan aparat kejaksaan. Kan ada aparat pengawasan internal. Jadi, kalau mau diambil, ambil sama-sama, bicara sama-sama. Yang perlu diselamatkan itu institusi kejaksaan,”  pungkas Fauzy. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry