Syahril (kanan) saat berbincang dengan petinggi PHE WMO. DUTA/istimewa

BANGKALAN | duta.co – Taman Pendidikan Mangrove (TPM) Labuan Kecamatan Sepuluh Kabupaten Bangkalan Madura kini menjadi jujukan bagi sekolah untuk mengajak siswanya belajar tentang lingkungan. Karena memang di TPM Labuan ini pengelola mengutamakan atau memprioritasnya aspek pendidikan yang bermanfaat bagi sekolah dan tentu saja siswa.

Sehingga ada 65 orang yang merupakan masyarakat setempat yang mengelola TPM Labuan ini. Sehingga benar-benar keberadaan TPM Labuan itu memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat sekitar.

Karena itulah pengelola TPM Labuan menerapkan kebijakan-kebijakan agar benar-benar TPM Labuan untuk tempat belajar bagi dunia pendidikan.  Kebijakan itu salah satunya adalah larangan siswa atau pelajar berkunjung ke lokasi itu pada jam sekolah kecuali ada surat tugas dari sekolah atau diantar khusus oleh guru.

“Kami mengapresiasi TPM Labuan ini dibuka hingga pukul 17.00 WIB dan membatasi siswa atau pelajar yang mau berkunjung tanpa ada surat dari sekolah,” ujar M.R. Karliansyah, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat berkunjung ke TPM Labuan beberapa waktu lalu dalam rilisnya Senin (20/11).

 “Karena namanya Taman Pendidikan Mangrove, saya sangat sepakat jika aspek pendidikan menjadi prioritas utama. Larangan pelajar berjunjung pada jam sekolah sangat tepat,” tambahnya.

Keberadaan TPM Labuan adalah hasil kolaborasi antara Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) dengan masyarakat  dalam pelestarian lingkungan berbasis peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini banyak menuai apresiasi.

 “Apa yang dilakukan PHE WMO luar biasa. Program pendukung di daerah operasinya bukan hanya membuat lingkungan hidup menjadi lebih bagus, tetapi manfaat ekonominya juga dirasakan masyarakat. Lebih dari itu juga muncul dukungan dari masyarakat,” ungkap  Karliansyah.

Menurut Karliansyah, dua tokoh lokal yang mengelola TPM dan HIPPAM   yakni M Syahril dan  Muhammad Tumar  layak diusulkan untuk menjadi penerima Kalpataru.Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Kalpataru sendiri adalah bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan (Kalpavriksha).

“Perjungan Pak Syahril mengelola Taman Pendidikan Mangrove di Labuhan dan Pak Tumar mengelola HIPPAM Sumber Barokah layak kita beri apresiasi. Tolong Pemda Bangkalan atau PHE WMO mengusulkan pada Kementerian Lingkungan Hidup agar mereka bisa dicalonkan sebagai penerima Kalpataru,” katanya.

Karliansyah menilai, Syahril yang tahun lalu dinobatkan menjadi Lokal Hero oleh Pertamina mempunyai kontribusi sangat besar dalam memulihkan ekosistem sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di Labuhan.

“TPM Labuhan ini bukan saja bagus untuk lingkungan, misalnya menahan abrasi, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja dan menjadi objek wisata andalan Kabupaten Bangkalan. Nilainya lebih besar lagi karena ini ada di pesisir Utara Pulau Madura,” jelas Karliansyah didampingi Direktur Operasi Pertamina Hulu Energi (PHE) Beni J. Ibradi dan General Manager PHE WMO Kuncoro Kukuh.

Dalam kunjungan ini, Karliansyah sempat bertemu dengan beberapa mantan TKI yang kini memilih mengembangkan Taman Pendidikan Mangrove Labuhan. Karliansyah juga bertemu dengan ibu-ibu anggota Kelompok Tani Cemara Laut yang mengembangkan bisnis katering untuk pelajar dan mahasiswa yang melakukan penelitian atau sekadar berkemah di TPM Labuhan.

“Banyak yang mencoba memenuhi kebutuhan air bersih secara berkelompok. Tapi biasanya hanya untuk 10 KK. Ini untuk 400 KK. Kalau satu KK ada 5 jiwa, maka ada 2.000 jiwa yang kebutuhan air bersihnya terpenuhi. Ini luar biasa,” tegasnya.

Menurut Karliansyah, apa yang dilakukan  Muhammad Tumar dan warga  pengurus HIPPAM Sumber Barokah dan M Syaril  dan warga pengelolan  TPM Labuhan layak mendapat apresiasi pemerintah.

“Pertamina dalam hal ini PHE WMO tahun lalu sudah mendapat apresiasi dari pemerintah berupa Proper Emas. Kini selain PHE WMO, saya usulkan juga agar tokoh lokal seperti Pak Syahril dan Pak Tumar juga juga layak mendapat apresiasi dari pemerintah. Mereka layak diusulkan menjadi penerima Penghargaan Kalpataru,” pungkasnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry