JAKARTA | duta.co – Seperti tahun-tahun sebelumnya perayaan hari raya Idul Fitri di tanah air ada umat Islam yang tidak bersamaan dengan umumnya masyarakat muslim. Ini soal keyakinan dan kemampuan membaca tanda -tanda alam yang memang masing-masing umat diberi Allah SWT berbeda. Dan itu pula indahnya perbedaan.

Selain yang berlebaran lebih awal dari ketetapan Pemerintah, ada pula yang ber-Idul Fitri Senin 26 Juni 2017 hari ini. Salah satunya di Masjid Al-Marzuqiyah di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Tampak muslim di sini menggelar salat Idul Fitri pada hari ini. Sejumlah jemaah berdatangan untuk menunaikan salat Id di lokasi tersebut.

Pantauan di lokasi, Senin (26/6/2017), di Jl Masjid Al-Marzuqiyah, Cipinang Muara, Jakarta Timur, lantunan Takbir, Tahlil dan Tahmid tanda akan dilaksanakannya Salat Id terdengar sejak pagi. Warga yang tinggal di sekitar masjid mulai berdatangan.

Para jamaah khusyuk menjalankan salat Id yang dimulai pukul 07.00 WIB. Sama seperti salat Id pada umumnya, salat terdiri dari 2 rakaat dengan 7 kali takbir pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.

Masjid Al-Marzuqiyah menggelar salat Id sehari setelah tanggal pemerintah menetapkan hari raya Idul Fitri, yaitu 25 Juni 2017. Sekretaris Masjid Al-Marzuqiyah Cholid Lutfi Tsani menjelaskan alasan pelaksanaan salat Id jatuh pada hari ini dikarenakan ketinggian bulan harus 7 derajat sehingga dapat dilihat kasatmata untuk penetapan hari raya Idul Fitri 1438 H.

“Yang jadi rujukan ketinggian bulan 7 derajat kalau yang bisa dilihat kasatmata. Tapi dari hukmiyyah syar’iyyah (badan yang membidangi hukum syariah) kan 4 derajat. Masih mustahil bisa terlihat,” kata Cholid saat ditemui di Jl Masjid Al-Marzuqiyah, Cipinang Muara, Jakarta Timur.

Ketua Bidang Hukmiyah Syariah Lukman Hakim juga menjelaskan alasan pihaknya menentukan hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah jatuh pada Senin 26 Juni 2017. Ia menjelaskan, jamaah Masjid Al Marzuqiyah berpatokan pada Kitab Tamyiz zulhaq Minad Dollal karangan Habib Usman bin Aqil bin Yahya.

Kemudian, lanjut dia, merujuk pula pada Kitab Fadhlul Rohman karangan Marzuki bin Mirsod. Dalam kitab itu dijelaskan bahwa penampakan hilal dapat terlihat dengan batas minimal ketinggian 7 derajat.

“Di mana kitab ini dijelaskan bilal terlihat 7 derajat. Ini landasan kita,” kata Lukman saat ditemui di Masjid Al Marzuqiyah, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur. (det,okz)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry