Amirullah Adityas Putra (kanan). (IST)
Amirullah Adityas Putra (kanan). (IST)

JAKARTA | duta.co – Terulang lagi kekerasan di dunia pendidikan hingga menghilangkan korban jiwa. Amirullah Adityas Putra (18), taruna  tingkat 1 Angkatan Tahun 2016, Jurusan Nautika, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), tewas akibat dianiaya empat seniornya, taruna tingkat 2, Selasa malam (10/1/2017). Kasus ini ditangani Polsek Cilincing dan Polres Jakarta Utara.

Kapolres Jakarta Utara Kombes Awal Chaeruddin mengatakan, pihaknya menerima informasi dari pihak rumah sakit bahwa ada dugaan kematian korban yang tidak wajar. “Kemudian kami mendatangi TKP (tempat kejadian perkara) dan dilakukan olah TKP. Ada dugaan korban tewas akibat penganiayaan,” jelas Awal, Rabu (11/1/2017).

Informasi dari kepolisian menyebutkan, pemukulan berujung maut itu terjadi di gedung STIP lantai 2 Jalan Marunda Makmur, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (10/1/2017) sekira pukul 22.00 WIB. Amirullah dan enam tatuna tingkat 1 dipanggil untuk berkumpul di kamar M-205 Gedung Dermotery Ring 4.

Kemudian satu persatu taruna tingkat satu tersebut dianiaya oleh pelaku dengan cara dipukul menggunakan tangan kosong. Pukulan dilakukan bergantian yang diarahkan ke perut, dada, dan ulu hati. Amirullah juga mendapat perlakuan yang sama.

Pukulan terakhir dilakukan WS, namun tiba-tiba korban ambruk ke dada pelaku. Selanjutnya korban diangkat ke kasur dan diberi pertolongan. Namun, korban tak bangun lagi. Kemudian dilarikan ke rumah sakit. Saat ini jenazah korban masih diautopsi di RS Polri Kramat Jadi, Jakarta Timur.

Dikabari Saudara Kembar

JENAZAH: Jenazah Amirullah Adityas Putra. (IST)

Keluarga sudah mendapat penjelasan tentang dugaan kekerasan yang dialami Amirullah. “Kata penyidik, ada kekerasan di bagian dada, ulu hati lebam. Menurut penyidik, tidak ada luka tusuk, hanya lebam saja. Saya foto wajahnya juga lebam,” kata paman Amirullah, Nur Arifin di RS Polri, Jaktim.

Nur Arifin mengatakan, dia awalnya mengetahui kejadian ini dari saudara kembar Amirullah yang bernama Amarullah Adityas Putra sekitar pukul 04.00 WIB pagi tadi. Amarullah yang kuliah di Akademi Maritim Pulomas itu datang ke rumahnya di bilangan Bekasi.

Sementara itu, Amirulllah dan Amarullah tinggal bersama neneknya di RT07/RW14 Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pihak STIP juga telah menemui keluarga memberitahu soal peristiwa ini. “Saya terakhir ketemu malam Minggu, tidak ada firasat apa-apa. Amir sempat nawarin kue. Di rumah neneknya yang di Warakas,” ujarnya.

Keluarga saat ini tengah menunggu hasil autopsi jenazah Amirullah. Pihak keluarga menunggu penyerahan jenazah agar dibawa pulang untuk dimakamkan.

Empat Senior Tersangka

PELAKU SADIS: Empat taruna tingkat 2 STIP Jakarta jadi tersangka penganiayaan Amirullah hingga tewas. (IST)

Polsek Cilincing telah menetapkan empat taruna STIP menjadi tersangka tewasnya Amrullah Aditya Putra, taruna tingkat 1 sekolah tinggi tersebut. Keempatnya terbukti menganiaya hingga pemuda 19 tahun itu meregang nyawa dengan lebam di dada dan ulu hati.

“Setelah pemeriksaan, keempatnya masuk dalam pasal 170 dan 351 KUHP. Mereka bergantian memukuli korban pada dada, ulu hati dan perut korban,” ujarn Kapolsek Cilincing Kompol Ali Zusryon.

Keempat taruna senior itu adalah  SM (20), WS (21), Is (22), dan AR (20), Menurutnya, selain empat tersangka saat itu ada tujuh senior lainnya yang melihat pemukulan tersebut. Hanya saja, mereka tidak ikut memukuli saat itu, meski pada kesempatan sebelumnya juga melakukan hal serupa.

“Lima taruna junior lain yang dipukuli bersama korban juga luka lebam. Tapi mereka belum membuat laporan,” sambung Kapolsek.

Capt Weku Frederik Karuntu, ketua STIP, mengatakan kasus penyiksaan itu diserahkan sepenuhnya kepada polisi. “Kasus pidana bukan ranah kami,” ujarnya. “Tapi ya, sesuai aturan jika melanggar aturan tingkat pertama maka dikeluarkan,” sambungnya.

Menurutnya, selama ini pembina telah berupaya mengikis kekerasan yang terjadi di kampus tersebut. Di antaranya dengan pendidikan kerohanian. “Tapi mengubah karakter tidak gampang, bahkan mustahil,” ujarnya.

Ketua STIP Dinonaktifkan

Namun, Capt Weku Frederik Karuntu sendiri juga menerima sanksi akibat peristiwa tersebut. Dia dinonaktifkan. “Sebagai tindak lanjut dari kejadian tersebut, Kemenhub juga telah mengambil langkah cepat dengan membebastugaskan Ketua STIP Capt Weku F Karuntu dan menunjuk pelaksana tugas Ketua STIP,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan dalam keterangannya.

Keputusan penonaktifan ini, kata Ervan, diambil untuk mempermudah pelaksanaan tugas tim investigasi internal yang telah dibentuk. Menhub sudah memerintahkan Kepala Badan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan membentuk tim investigasi internal.

“Tim investigasi internal saat ini telah dibentuk dan diketuai oleh Sekretaris BPSDM Perhubungan Edward Marpaung,” sambung Ervan.

Terkait dengan tewasnya Amirullah, Menhub menyampaikan belasungkawa.  “Menhub Budi menyesalkan terjadinya tindakan kekerasan di sekolah tersebut yang menewaskan taruna karena Kementerian Perhubungan telah berkali-kali menyampaikan peringatan kepada para pengelola sekolah untuk melaksanakan standar prosedur (protap) pengawasan dan pencegahan terjadinya kekerasan di sekolah-sekolah di bawah pembinaan Kementerian Perhubungan,” tutur Ervan.

Selain itu, Kemenhub akan bertanggung jawab terhadap seluruh proses, mulai dari rumah sakit sampai pemakaman. Kemenhub telah menyerahkan penanganan kasus ini kepada kepolisian untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Menhub Budi menginstruksikan kepada Kepala BPSDMP agar lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan, baik secara edukasi maupun peningkatan moral taruna-taruni sekolah tinggi di bawah pembinaan Kemenhub, untuk mencegah terulangnya kasus ini ke depan,” terang Ervan. ful, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry