ULAMA: KH Dja’far Shodiq (dua dari kanan) saat audensi dengan Kapolda Jatim beberapa waktu lalu

SAMPANG I duta.co – Meninggalnya guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Ahmad Budi Cahyono di tangan muridnya membawa duka di berbagai kalangan.

Salah satunya datang dari Aliansi UIama Madura. Juru bicara aliansi ulama Madura, KH Dja’far Shodiq menjelaskan, para ulama dan habaib se-Madura kemarin langsung menggelar rapat.

Hasilnya, ulama dan habaib mengutuk keras kejadian tersebut. “Dan ulama serta habaib se Madura minta hukum harus ditegakkan se adil-adilnya. Ini perbuatan murid yang tidak adab dan termasuk perbuatan keji. Pendapat dokter yang mengatakan bahwa kematian korban akibat pukulan muridnya sudah cukup dijadikan bukti,” tegas KH Dja’far, calon anggota PAW DPRI dapil Jatim Madura tersebut, Senin (5/2).

Mantan Ketua DPRD Jatim ini menyayangkan pernyataan Bupati Sampang Fadhilah Budiono agar pelaku direhabilitasi.

“Apa yg dikatakan pada oleh pak Fadilah tidak tepat dan tidak mencerminkan keadilan masyarakat dan keadilan dari sisi krban. Siapapun yang melakukan tindak pidana harus diproses hukum, walaupun masuk kategori anak. Kalau ada waria yang ngamen siang-siang di lampu merah monumen Sampang, nah itu bisa bapak Rehab dipanti sosial,” jelasnya member perbandingan.

Menurutnya, istilah rehabilitasi hanya berlaku jika anak tersebut sebagai pelaku tindak pidana mengalami gangguan jiwa bisa direhab di rumah sakit jiwa.

Menurut Kiai Dja’far, kiai dan ulama serta habaib Jumat ( (9/2) mendatang akan melaukan audensi ke Kapolres Sampang. Audensi tersebut lanjutnya, bertujuan agar Kapolres memproses kasus pembunuhan guru SMAN 1 Torjun tersebut.

Sebelumnya, kiai se Madura juga mendatangi Kaploda Jatim. Selain silaturahim, par ulama juga menanyakan proses hukum kasus pembunuhan seorang kiai di Banyuates.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ahmad Budi Cahyono (26), seorang guru kesenian di SMA Negeri 1 Torjun meninggal akibat dianiaya oleh muridnya sendiri.

Adik korban, Siti Choirun Nisak Ashari meminta polisi agar kasus penganiayaan menyebabkan kakak pertamanya meninggal dunia diproses hukum seadil-adilnya.

“Harus dihukum seadil-adilnya, kakak saya sudah meninggal,” ucap Choirun ditemui di rumah duka di Dusun Pliyang Desa Tanggumong Kota Sampang, Jumat (2/2) lalu.

Menurut Choirun, korban saat ini meninggalkan sang istri bernama Sianit Sinta (22), yang tengah hamil di usia kandungan lima bulan.

“Sekarang istrinya lagi hamil usia kandungan lima bulan, ini kehamilan kedua setelah kandungan pertama sempat gugur dulu sama-sama usia lima bulan,” katanya.

Seketika itu, korban mengaku bahwa saat mengajar di sekolah dirinya dihantam salah seorang muridnya. Untuk memastikan kebenarannya, keluarga menghubungi rekan korban sesama guru di SMA Negeri 1 Torjun. Dibenarkan bahwa korban terlibat perkelahian dengan muridnya.

“Korban ngaku dihantam oleh muridnya sendiri,” terang Choirun sembari menunjukkan bagian leher yang dipukul pelaku.

Sebelumnya korban terlihat lemas dan tak sadarkan diri. Keluarga akhirnya membawa ke IGD RSUD Sampang. Karena pihak rumah sakit di Sampang tak mampu menangani akhirnya dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Pada Kamis malam pukul 22.00 WIB, korban menghembuskan nafas terakhir. Keluarga bilang hasil keterangan dokter bahwa Budi mengalami gagar otak dan pembulu darah pecah.(mha)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry