(IST)

GARUT | duta.co – Wawan Setiawan (52), yang menyebut dirinya sebagai jenderal bintang VI barangkali ngelus dada. Ajakannya agar warga Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakejeng, Kabupaten Garut salat hadap ke timur tidak digubris, justru ditertawakan. Hampir tidak ada orang kepincut, sebaliknya sejumlah warga menyebut Wawan sudah edan.

Bupati Garut Rudy Gunawan memastikan wilayahnya masih kondusif pasca beredarnya surat dari Wawan Setiawan (52) yang mengaku sebagai Jenderal dan Panglima Angkatan Darat di Negara Islam Indonesia (NII). “Insya Allah Garut tetap kondusif. Saya minta masyarakat jangan mudah terpancing dan tetap tenang,” ucap Rudy saat ditemui di Pendopo, Jalan Kiansantang, Garut, Jawa Barat, Senin (27/3/2017).

“Sekecil apa pun pergerakan-pergerakan yang mengarah ke penistaan agama dan makar pasti akan kami sikapi melalui MUI dan pihak berwajib,” imbuhnya menegaskan.

Selain itu, Rudy juga menegaskan tidak ada pejabat di lingkungan Pemkab Garut yang mengikuti aliran itu. “Saya tegaskan tidak ada pejabat saya yang menjadi pengikut aliran sesat, apalagi yang mengikuti Wawan Setiawan, itu tidak ada,” ucapnya.

Sebelumnya Wawan mengklaim sebagai seorang Jenderal dan Panglima Angkatan Darat di Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Sensen Komara. Dia dan pengikutnya kemudian diperiksa oleh tim penyidik Polres Garut.

Wawan dan seorang pengikutnya bernama Iwan (53) dimintai keterangan terkait surat yang ia kirimkan ke kantor Desa Tegalgede, Jumat (17/3). Dalam surat tersebut, Wawan memberitahukan bahwa dia bersama para pengikutnya melaksanakan salat lima waktu dan salat Jumat menghadap ke arah timur.

Bahkan seperti diberitakan sebelumnya, Wawan sempat marah-marah saat dipanggil Kades. Wawan diundang ke Balai Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakejeng, Kabupaten Garut, pada Selasa, 21 Maret 2017 dalam rangka klarifikasi.

Dia diminta menjelaskan perihal surat pemberitahuan yang menurutnya merupakan perintah Sensen Komara Bin Bakar Misbah, pemimpin NII sekaligus Rasulullah Al Masih.

Kades Tegal Gede, Kartika mengatakan, Wawan marah karena merasa tidak dihargai sebagai panglima perang NII. Seharusnya Kartika sebagai kepala desalah yang menemuinya di rumahnya.

“Dia (Wawan) marah, tidak terima saya undang untuk menjelaskan perihal isi surat pemberitahuan pelaksanaan salat menghadap timur, menurutnya kita yang menghadap.” kata Kartika.

Meski sempat marah, Wawan akhirnya menjelaskan alasan pelaksanaan salat lima waktu dan salat Jumat menghadap timur. Intinya, kata Wawan, itu semua perintah Sensen Komara Bin Bakar Misbah, dan dia hanya menjalankan perintah pemimpinnya. Akhirnya takut juga si Wawan. (hud/dtc)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry