TEROR AIR KERAS: Novel Baswedan ketika masih dirawat di Jakarta. (ist)

JAKARTA | duta.co – Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang melakukan investigasi teror terhadap penyidik utama KPK, Novel Baswedan masih menyisakan tanya. Pasalnya hasil laporan investigasi sementara menemukan indikasi terjadinya diskriminasi dalam penanganan kasus ini oleh kepolisian.

Ketua tim itu, Maneger Nasution, mengatakan fokus utama dalam investigasi lembaganya adalah mencari indikasi pelanggaran HAM. Dalam pengumpulan informasi, kata dia, tim mencurigai tidak ditemukannya sidik jari pada cangkir kaleng yang digunakan pelaku untuk menyiramkan air keras ke wajah Novel Baswedan pada 11 April lalu. Polisi juga tak dapat mengidentifikasi pelaku dari pelacakan kamera keamanan di rumah Novel.

“Penanganan seperti ini tak terjadi pada kasus tindak pidana lainnya, seolah ada perlakuan yang berbeda dalam menyelidiki kasus Novel,” kata Maneger kepada Tempo.

Kepolisian memang mengaku kesulitan mengungkap penyerang Novel dari olah tempat kejadian perkara. Mereka sempat memeriksa empat orang yang dicurigai sebagai pelaku, tapi belakangan dibebaskan karena minim bukti dan memiliki alibi kuat. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry