Suko Widodo (ist)

SURABAYA | duta.co – Pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo mengatakan, surat kiai sepuh NU Jatim kepada ketua DPW PKB Jatim soal Pilgub dalam istilah komunikasi politik adalah bagian dari Break Down Komunikasi untuk mengkristalkan suara atau dukungan.

“Ini namanya Test The Water (lempar batu di air) untuk mengetahui arus besarnya mengarah ke mana,” ujar Suko Widodo saat dihubungi duta.co, Selasa (23/5).

Dalam Test The Water, lanjut Suko, juga akan menimbulkan riak akibat problem komunikasi politik. Sikap FK3JT yang terkesan berseberangan dengan kiai sepuh adalah bagian dari riak-riak tersebut.

“Saya yakin sikap FK3JT itu pasti akan ada respon balik dari kiai sepuh. Warga NU Jatim itu masyarakat komunal sehingga kecenderungan akan mengikuti arus besar, yang dalam hal ini diwakili kiai sepuh,” ungkap Suko.

Kendati demikian, pihaknya belum dapat memastikan, apakah kiai sepuh NU menggunakan Test The Water itu ada kaitan dengan upaya menghambat Khofifah Indar Parawansa maju di Pilgub Jatim. “Test The Water kiai sepuh itu memang menafikan potensi lain di dalam maupun di luar NU, seperti kekuatan Muslimat NU maupun GP Ansor, budayawan, dan kaum nasionalis,” jelas Suko Widodo.

Ia juga tidak bisa memastikan bahwa tujuan dari Test The Water dari kiai sepuh NU adalah menginginkan kader terbaik NU yang maju di Pilgub Jatim harus lewat kendaraan politik PKB. “Kalau dilihat dari cirkel seperti iya, tapi faktanya tidak seperti itu karena pengalaman Pilkada banyak kader NU yang maju lewat partai di luar PKB,” pungkas Suko Widodo.

Sebelumnya, pengasuh Ponpes Miftahussunah Surabaya KH Miftahul Akhyar salah satu dari 24 kiai sepuh Jatim yang ikut menandatangani surat kiai-kiai juga membenarkan dirinya ikut menandatangani surat tersebut. “Surat itu leres (betul) sebagai bentuk aspirasi masyaikh yang perlu diperjuangkan PKB,” ujar wakil rais aam PBNU ini kepada Duta, Senin (22/5).

Senada, pimpinan musyawarah kiai-kiai sepuh Jatim KH Anwar Iskandar (Gus War) mengaku mengapresiasi hasil pertemuan DPW dan DPC PKB se-Jatim yang akan menyerahkan sepenuhnya keputusan maju-tidaknya Abdul Halim Iskandar selaku Ketua DPW PKB Jatim dalam Pilgub Jatim 2018 kepada DPP PKB.

“Pasti nama Abdul Halim Iskandar dan Gus Ipul maupun Khofifah akan kita rekomendasikan atau kita usulkan. Para kiai itu tidak memiliki otoritas karena yang punya otoritas itu DPP PKB jadi mana yang lebih maslahah menurut DPP, para kiai akan mengikuti atau mengamini,” terang pemangku Ponpes Al Amien Kediri tersebut.

Kiai Anwar juga menilai respons Ketua DPW PKB Jatim menanggapi surat kiai-kiai sepuh sudah benar, yaitu mengundang seluruh DPC PKB se-Jatim untuk dimusyawarahkan. “Para kiai sepuh itu menginginkan kebersamaan sebab berkaca pada Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu maupun Pilgub Jatim 2008 dan 2013 silam, kiai dan umat NU terpecah belah. Itu yang tidak diinginkan kiai-kiai sepuh pada Pilgub Jatim mendatang,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sendiri enggan menanggapi surat permintaan 24 kiai kepada PKB agar dilibatkan dalam proses Pilgub Jatim. “Saya no comment aja,” ujarnya singkat. ud

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry