SBY saat safari Ramadhan di Malang Kamis 15 Juni 2017.

MALANG | duta.co – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tersinggung saat ada orang menuduh partai yang dipimpinnya dianggap sebagai partai yang baru belajar Pancasila dan Kebhinekaan. Soal Pancasila dan kebhinekaan, Partai Demokrat bukanlah “mualaf”.

Mantan Presiden RI keenam itu mengutarakan ketersinggungannya saat melakukan safari Ramadan di Kota Malang, Kamis, 15 Juni 2017. SBY sendiri mengapresiasi langkah pemerintah yang gencar melakukan sosialisai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Namun dia merasa sakit hati saat Partai Demokrat dianggap partai baru yang belajar tentang pancasila dan kebhinekaan. “Saya tersinggung kalau Partai Demokrat dianggap masih baru dan mualaf tentang Pancasila dan kebhinekaan,” kata SBY.

Saat ini negara sedang gencar sosialisasi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, dia pun memandang dari segi positif karena niat pemerintah itu baik.

SBY mengatakan jika Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika bagi Partai Demokrat bukanlah sesuatu yang baru. Sejak berdiri pada 9 September 2001, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan landasan ideologi partai.
“Pancasila dan Bhinneka bahwa untuk Partai Demokrat bukan sesuatu yang baru. Bagi kami Pancasila adalah dasar dan azas Partai Demokrat, kebhinekaan adalah sendi partai,” ujar SBY.

SBY menyebut sejak berdiri Partai Demokrat mengusung semangat partai nasionalis namun juga religius. Pancasila dan kebhinekaan sebagai dasar dari semangat nasionalis dan religius.
“Sejak berdiri semangat kita sudah jelas, Partai Demokrat adalah partai nasionalis religius, sejak lahir kita menetapkan pancasila dan kebhinekaan. Saya tersinggung jika dianggap masih baru dan mualaf,” kata SBY. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry