Isa Ansori, Pengamat Pendidikan Surabaya. (FT/DUTA.CO/IST)

SURABAYA | duta.co – Pengamat pendidikan Surabaya, Isa Ansori berharap Mendikbud Muhadjir Effendy memberikan penjelasan tuntas program lima hari sekolah (LHS) terkait Permendikbud nomor 23 tahun 2017. Ini disampaikan Isa Ansori yang juga anggota Dewan Pendidikan Jatim, menyusul pro dan kontra masalah tersebut.

“Masalah lima hari sekolah (LHS red.) ini, bukan persoalan setuju atau tidak setuji, tetapi lebih pada soal efektif atau tidaknya. Jika sekolah enam hari tidak efektif, maka, akan lebih baik lima hari sekolah tetapi efektif,” jelasnya kepada duta.co, Senin (19/6/2017).

Di sisi lain, Isa menilai ada sisi positif Permendikbud 23 tahun 2017 ini, yaitu masalah beban mengajar guru menjadi tertutupi, sampai 40 jam. Misalnya, kerja guru pendampingan yang, selama ini tidak diakui dalam pemenuhan jam mengajar, dengan Permendikbud ini, menjadi diakui.

Lagi pula, jelas Isa, lima hari sekolah (LHS) itu berbeda dengan full day school (FDS). FDS hanya berisi mata pelajaran, sedangkan LHS ada tambahan pelajaran sebagai penguatan pendidikan karakter.

“Ini bagus. Tetapi, walaupun program itu baik, kalau tidak disosialisasikan dengan baik, maka, hasilnya juga tidak baik. Ini masalah komunikasi saja, sehingga tidak boleh tergesa-gesa,” tegasnya.

Ia kemudian menyontohkan implementasi Kurikulum 2013 (K-13). Pada saat itu, semua menentang, tetapi, bukan berarti menolak. Setelah mendapat penjelasan tuntas, toh akhirnya semua bisa memahami bahwa K-13 memiliki keunggulan tersendiri. (ekp)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry