SUASANA silaturrahim kebangsaan dan bukber di kediaman Ridwan Hisjam Jalan Jemursari Surabaya, Selasa (20/6) malam. (duta.co: suud)

SURABAYA | duta.co – Anggota DPR RI dari Partai Golkar Ridwan Hisjam didorong beberapa elemen masyarakat ikut meramaikan Pilgub Jatim 2018. Bahkan mereka meminta mantan Cawagub pasangan Cagub Soetjipto di Pilgub Jatim 2008 silam itu maju sebagai orang nomor satu atau Cagub. 

“Saya berharap Ridwan Hisjam maju bukan menjadi orang nomor dua (Cawagub) karena Jatim membutuhkan orang seperti Ridwan Hisjam,” ujar Prof Setio Budi Rektor Unmuh Gresik saat sambutan di silaturrahim kebangsaan dan bukber di kediaman Ridwan Hisjam Jalan Jemursari Surabaya, Selasa (20/6) malam. 

Pertimbangan Jatim butuh sosok pemimpin seperti Ridwan Hisjam karena mayoritas petani Jatim yang nasibnya tak menentu membutuhkan perhatian pemerintah supaya hidupnya menjadi lebih baik dan pendidikan di Jatim menjadi lebih baik serta bermoral. 

“Kemiskinan di Jatim berada di pedesaan didominasi kaum petani. Itu terjadi karena pemerintah paska reformasi kurang peduli dengan nasib para petani,” tegas aktivis HKTI Jatim ini. 

Diakui Prof Setio Budi, komoditas gula adalah jatidiri bangsa Indonesia sejak zaman kolonial Belanda. Namun lambat laun justru terdegradasi karena pemerintah kurang peduli dengan industri gula nasional sehingga tak mampu lagi swasembada dan bergantung impor untuk memenuhi kebutuhan gula nasional. 

“Produksi gula nasional hanya 2,2 juta ton. Sedangkan impor gula mencapai 4 juta ton. Kalau petani dan industri gula nasional diberdayakan, biaya impor itu bisa untuk membiayai pendidikan gratis hingga SMA/SMK,” tegasnya. 

Ia juga siap mencarikan pendamping yang layak dan cocok bagi Ridwan Risjam jika benar-benar maju di Pilgub Jatim mendatang. “Kami siap mensosiaisasikan Pak Ridwan ke kampus-kampus dan para petani di Jatim jika dia benar-benar maju Cagub,” tambah Setio Budi. 

Senada, mantan politisi PPP dan PKB Dr Taufiqurrahman menilai sosok Ridwan Hisjam adalah politisi ulung dan cerdas sehingga layak diperhitungkan untuk maju di Pilgub Jatim mendatang. “Dia itu politisi ulung, walaupun sudah dikubur masih bisa hidup lagi dan mendapat kepercayaan masyarakat sehingga bisa terpilih menjadi anggota DPR RI lagi,” kelakarnya. 

Ia juga berpesan, jika nantinya terpilih menjadi gubernur Jatim supaya memprioritaskan pembangunan di tiga sektor yaitu ekonomi, pendidikan dan inovasi. “Bangsa kita itu masih kalah jauh dengan Malaysia, Thailand maupun Singapura karena dalam setahun baru 9 jurnal internasional yang dihasikan dari anak negeri ini. Padahal negara tetangga sudah bisa mencapai ratusan,” dalih Cak Taufiq sapaan akrabnya. 

Sementara itu Ridwan Hisjam mengaku sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan teman-teman dan sahabat supaya maju di Pilgub Jatim 2017. “Saya masih berihtiar dan berdoa sebab dalam politik itu faktor X yang sangat menentukan, yaitu takdir atau garis tangan,” ungkap mantan wakil ketua DPRD Jatim. 

Ia juga mengimbau agar seluruh elemen masyarakat Jatim tetap menjaga pilar demokrasi yang bernama parpol. Pasalnya saat ini banyak upaya deparpolisasi sehingga dapat mengancam demokrasi yang sudah disepakati di negeri ini. “Kalau saya maju tentu akan lewat parpol. Tapi suara Partai Golkar di Jatim hanya 11 kursi sehingga butuh koalisi dengan parpol lain,” dalih Ridwan Risjam. 

Terpisah, seretaris DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad menyatakan pihaknya mulai mempertimbangkan nama ketua Kadin Jatim La Nyala Mattalitti sebagai salah satu kandidat yang akan diusung Partai Gerindra di Pigub Jatim walaupun selama ini tidak ada nama La Nyalla di DPD dan DPC dalam penjaringan aspirasi yang dilakukan. 

“Namun karena namanya mencuat di DPP, maka pihaknya bakal mulai memasukkan menjadi pertimbangan. Kalau sebelumya tidak ada nama La Nyalla tapi sekarang akan jadi pertimbangan,” ujar anggota Komisi C DPRD Jatim. 

Tidak keluarnya nama La Nyalla ini, lanjutnya, disebabkan mayoritas anggota partai menginginkan kandidat Pilgub Jatim dari kader internal partai. Hal tersebut selalu muncul setiap kali pertemuan secara formal maupun informal yang digelar oleh pengurus di tingkat DPC dan DPD. Termasuk dalam rapat pimpinan daerah (Rapimda) 2016 dan 2017. Dimana semua kader menginginkan internal partai yang maju. 

“Di tingkat DPD juga, setiap kali rapimda semua kader ingin internal partai yang muncul. Semua kader menginginkan dari internal yang bertarung dalam Pilgub 2018,” paparnya. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, selain nama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa nama La Nyalla juga muncul dalam pertimbangan Bacagub yang akan diusung Gerindra. Sosok mantan ketua PSSI ini dianggap bisa mewarisi program dari gubernur Jatim saat ini, Soekarwo. “Saya rasa dia juga cocok jadi gubernur. Melanjutkan program ekonomi pak Soekarwo,” kata Ferry, Senin (19/6).

 

Ferry menuturkan, partainya bakal membuka peluang berkoalisi dengan PKS. Tapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan berkoalisi dengan partai lain. “Kami tetap akan membuka koalisi dengan partai lain,” ungkapnya.

Sementara itu, La Nyalla Mattaliti mengatakan, kuatnya isu calon tunggal membuatnya semakin mantab maju dalam pertarungan Pilgub 2018. “Selain dikarenakan besarnya dorongan dari netizen maupun masyarakat pada umumnya. “Saya juga ingin masyarakat Jawa Timur diberi pilihan dalam menentukan pemimpinnya ke depan,” pungkas La Nyalla. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry