Irjen Idham Azis membubuhkan tanda tangan dalam acara Sertijab Kapolda Metro Jaya yang dipimpin Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kiri), Rabu (26/7). Idham menggantikan Irjen M Iriawan yang jadi Asops Kapolri.

JAKARTA | duta.co – Kapolri Jenderal Tito Karnavian membantah kecurigaan sejumlah pihak bahwa pergantian ini karena Iriawan dianggap gagal di Metro Jaya. Hal itu diungkapkan di sela-sela Sertijab Kapolda Metro Jaya dari Irjen Mochamad Iriawan kepada Irjen Idham Azis dalam upacara Sertijab di Mabes Polri Jl Trunojoyo, Jaksel, Selasa (26/7/2017).

”Irjen Mochamad Iriawan jadi Asisten Operasi (Asops). Kenapa? Itu karena di Metro relatif cukup berhasil, menghadapi demo, kasus-kasus narkotika, ada pembunuhan, perampokan, relatif cukup baik. Sehingga Jakarta saya rasa situasinya saat ini relatif tenang. Masa puncak Jakarta yang agak rawan itu adalah pada saat Pilkada (Pilgub) kemarin. Itu sudah dilalui,” beber Tito.

Namun, tahun depan ada pekerjaan rumah yang harus jadi perhatian Iriawan. Akan ada event besar di luar Jakarta. Misalnya Pilkada di 171 wilayah yang tesebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Pilkada tahun depan ini lebih banyak dibanding tahun ini yang cuma 101.

Di samping itu Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Asian Games. Juga ada IMF World Bank Conference di Bali. Di sana kelak ratusan negara akan hadir termasuk puluhan kepala negara. Tito memerlukan energi Iriawan untuk disalurkan ke tempat yang sekarang.

”Lalu ada masalah di Marawi, ada masalah Pilkada di Papua yang belum selesai, itu juga nanti saya minta turun. Semua harus disiapkan dari sekarang, tidak bisa telat. Beliau sudah hampir 10 bulan lebih (di Metro), tidak lama-lama juga seperti saya Kapolda metro dulu, lebih kurang hanya 10-11 bulan,” imbuhnya.

Soal mengapa penggantinya adalah Idham itu karena dia adalah orang lama yang sangat berpengalaman berdinas di Jakarta. Mulai dari letnan dua dinasnya di Depok sebagai Kasat Reserse, kemudian juga pernah di Metro Jaya di Reserse.

”Saya katakan kawakan. Dulu pernah di reserse umum, pernah jadi wakil saya juga waktu saya sebagai kasat reserse dia wakasatnya. Pernah menjadi satgas densus wakadensus, di Operasi Poso juga sama (bareng saya). Jadi saya tahu persis karena yang bersangkutan adalah wakil Kasatgas saya Kasatgas waktu hampir dua tahun di Poso,” imbuhnya.

Idham juga pernah jadi Kapolres Jakarta Barat, pernah jadi direktur reserse Polda Metro Jaya, pernah jadi Kapolda Sulteng dan menggelar Operasi Tinombala. Tito sama sekali tidak meragukan kemampuan Idham, yang merupakan rekan seangkatannya di Akpol 87, dalam menangani Jakarta nantinya.

Terkait kursi Kadiv Propam yang kini diduduki Brigjen Martuani Sormin yang sebelumnya Kapolda Papua Barat, Tito mengakui jika Martuani juga sosok yang berintegritas. Martuani juga rekan seangkatannya di Akpol 87. Menurut Tito, Martuani selalu masuk lima besar dan selalu bersaing dengan dirinya saat menjadi taruna Akpol.

”Kemudian yang bersangkutan lama di Polda Metro, di Jawa Barat, juga pernah menjadi Kepala Biro Paminal di Propam sangat memahami situasi Propam, jadi saya yakin ini sosok yang berintegritas baik, relatif bersih, dan sangat tegas, tegas sekali,” lanjutnya.

Terkait Kapolda Papua Barat yang kini diisi Brigjen Rudolf Albert Rodja ini adalah penugasan kali keempatnya di Papua. Dia pernah menjadi kepala biro operasi, pernah menjadi wakapolda Papua. Ibaratnya Rudolf pulang kampung ke Papua karena dia sudah sangat hafal sekali situasi Papua. hud, bsc

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry