JAKARTA  | duta.co — Terobosan baru dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersama Kementerian Agama akan terwujud. Adalah membetuk wakaf society, targetnya meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf.

“Kami berencana untuk membentuk wakaf society, demi merespon masyarakat yang memiliki keinginan berwakaf yang tinggi,” kata Ketua BWI M Nuh saat bersilaturahim dengan Menag Lukman di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (15/03/2018).

Disampaikan M Nuh, BWI ingin menanamkan literasi perwakafan kepada anak-anak didik di Indonesia. Nantinya, program ini diharapkan bisa masuk dalam kurikulum pendidikan agama. Misalnya, ada sub bab tentang perwakafan pada rumpun mata pelajaran agama.

“Nanti anak-anak kita sudah tahu apa itu wakaf. Bahkan bisa dijadikan sebagai kultur pada madrasah, di samping infaq dan shadaqah,” tukas M Nuh.

Selain itu, lanjut M Nuh, untuk memberikan layanan yang lebih baik di perkantoran BWI, ia berencana memperindah gedung dan memperbaiki jalan menuju kantor BWI. “Karena saat ini, jalan menuju kantor BWI seperti jalan menuju ‘surga’, susah,” kata M Nuh diikuti tawa rombongan.

Gayung bersambut, Menag Lukman mengamini keinginan BWI untuk membentuk wakaf society. “Ini  sangat menarik. Kami sangat terbuka, terkait bagaimana mengembangkan kurikulum perwakafan dalam pendidikan di Madrasah. Kemenag sangat terbuka untuk sinergitas ini,” jawab Menag serius.

Terkait keberadaan kantor BWI, Menag Lukman mempersilahkan untuk dibicarakan bersama. “Kami sangat senang, kalau BWI itu semakin besar dan semakin baik,” tambah Menag.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) M Nuh  dengan serius membahas optimalisasi sinergi dalam program perwakafan di Indonesia.

“Sudah banyak kontribusi BWI terkait wakaf di Indonesia. Namun, masih banyak yang bisa dikembangkan terkait wakaf ini,” kata Menag Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta. Ikut  mendampingi Menag, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin.

“Kemenag bersyukur karena BWI sudah banyak ikut melakukan visi misi Kemenag terkait perwakafan. Mari kita pertahankan, menjaga, mendiversifikasi, dan membenahi para nadzir,” tukasnya.

Masih menurut Menag, Kementerian Agama saat ini sudah mengembangkan sistem informasi perwakafan dalam sebuah aplikasi yang bernama Siwak (Sistem Informasi Wakaf). Menag berharap BWI dapat mensinergikan pengelolaan data informasinya dengan aplikasi yang dikembangkan Ditjen Bimas Islam ini.

“Kami sudah memiliki Siwak (Sistem informasi zakat wakaf), sebagai sumber informasi bagi masyarakat,” tandasnya.

Sebelumnya Ketua BWI M Nuh menyampaikan rasa syukur dan terimakasih atas kerjasama yang sudah terbangun selama ini dan terus berjalan dengan baik. Dikatakan mantan Menteri Pendidikan ini, BWI akan terus mempertahankan aset wakaf yang sudah ada, baik tanah, bangunan, dan lainnya. Namun, tidak cukup hanya mempertahankan, akan tetapi harus dapat menambah aset baru.

“Tidak boleh hanya aset lama saja, di samping asetnya yang fix, temporer, dan mobile, kita harus menambahnya,” tegas Nuh.

Bagi M, nadzir di daerah adalah ujung tombak. Ke depan, BWI merencanakan untuk melakukan sertifikasi nadzir. “Terimakasih karena BWI dan Kemenag bisa bersinergi dengan baik,” kata M Nuh.

Tampak Hadir dalam pertemuan ini, sejumlah pengurus BWI, antara lain: Nurul Huda, M Nur Bukhori (anggota Divisi Nadzi), Fachrurrozi (Wakil Sekretaris), Rahmat AK (Wakil Bendahara), Yuli Yasin, Imam T Sapto (Wakil Ketua), Hendri tanjung (Ketua Divisi Nadzir), Sarmidi (Sekretaris Umum), Zakaria (Ketua Divisi Humas), Diba, Susono (Anggota Divisi Humas), dan Fuad Nasar (Divisi Kelembagaan dan Advokasi). (kmng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry