SURABAYA | duta.co – Wakil ketua umum (Waketum) DPP Partai Hanura, I Gede Pasek Suardika mengatakan bahwa Jawa Timur ke depan membutuhkan sosok Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak untuk melanjutkan kepemimpinan Pakde Karwo yang sudah cukup berhasil menjadikan Jatim sebagai barometer politik dan ekonomi nasional.

“Keduanya praktisi yang berpengalaman, itulah alasan utama kenapa Partai Hanura mendukung Khofifah-Emil. Alam Jatim juga mendukung untuk mengembalikan kepemimpinan ke Khofifah. Wis wayahe habis Pakde sekarang Bude. Saatnya Tribuana Tunggal Dewi pimpin Majapahit, sejarah itu akan terulang,” ujar Gede usai membuka Rapimda II DPD Partai Hanura Jatim di Surabaya, Rabu (21/2/2018).

Diakui Gede, Pilgub Jatim menjadi perhatian nasional karena pemilihnya hampir mencapai 30 juta lebih dan calonnya hanya ada dua yakni sama-sama kader terbaik NU. Ibarat di sepakbola itu laga Elclasico antara Real Madrid dengan Barcalona sehingga perrarungannya akan sangat ketat.

“Karena persaingan akan sangat ketat, saya minta kader Hanura berjuang keras memenangkan Khofifah-Emil. Kalau perlu jemput dan kawal pemilih hingga ke TPS. Jangan sampai seperti Pilgub Bali yang hanya selisih 996 suara atau 1,5 TPS, ” pinta anggota DPD RI ini.

Menurutnya, setelah Partai Hanura dilanda konflik internal dan berhasil lolos menjadi partai peserta pemilu 2019 dengan nomor urut 13, maka sudah sepatutnya agenda Pilkada serentak 2018 digunakan sebagai ajang latihan di lapangan untuk menghadapi pileg dan pilpres 2019. “Saya yakin kalau kita berhasil memenangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim, maka itu akan meringankan tugas kita di 2019,” jelas politisi asli Bali ini.

Senada, Ketua DPD Partai Hanura Jatim, Kelana Aprilianto menjelaskan bahwa soliditas kader Partai Hanura Jatim tetap utuh.  Bahkan dalam verifikasi faktual parpol peserta pemilu 2019 dinyatakan lolos 100 persen di Jatim. “Makanya Tema Rapimda II adalah kita tingkatkan soliditas partai untuk menangkan Pilgub, Pilkada, Pileg dan Pilpres mendatang. Fokus menangkan pasangan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018,” jelas Kelana.

Ia berharap kader Hanura Jatim yang sempat ikut arus dalam konflik internal segera bertobat dan kembali dalam satu barisan membesarkan Partai Hanura di Jatim. “Kalau tak mau bertobat, ya pasti akan diberi sanksi dan silahkan keluar mencari partai lain jika diterima,” ungkap politisi asal Pasuruan.

Sementara itu Cawagub Jatim Emil Elistianto Dardak yang ikut hadir dalam Rapimda II mengaku bersyukur karena masih bisa bekerjasama lagi dengan Hanura setelah sebelumnya sukses di Pilkada Trenggalek.  “Di Pilkada Trenggalek Hanura menjadi partai pengusung dan Insya Allah akan kita ulangi lagi di Pilgub Jatim mendatang,”ujar suami Arumi Bachsin ini.

Ia juga mengapresiasi Partai Hanura yang lolos menjadi parpol peserta pemilu 2019 kendati sempat dilanda konflik internal. “Tim Hanura sudah siap tanding. Pilgub Jatim adalah pemanasan sehingga pada Pileg 2019 suara Hanura bisa semakin besar di Jatim,” harap Emi Dardak.

Ditambahkan, paslon itu ibarat sales jadi harus bisa meyakinkan apa yang dibutuhkan masyarakat Jatim. Karena itu kampanyekan bahwa pasangan Khofifah-Emil sudah berbuat untuk Jatim agar masyarakat tahu apa yang sudah dibuat pasangan nomor urut 1.

“Kami tidak bisa menang kalau tidak didukung partai-partai pengusung dan takdir. Apa yang dibutuhkan Jatim kami sudah membuat solusinya, itulah bahan kampanye yang paling efektif,” dalih Bupati Trenggalek non aktif ini.

Secara khusus Emil juga mengimbau kader-kader Hanura yang mau mengkampanyekan Khofifah-Emil supaya tahu bahwa Khofifah dari menteri turun ke Gubernur itu bukan degradasi sebab Jatim merupakan lokomotif Indonesia karena 15 persen PDRB nasional berasal dari Jatim.

“Jatim akan tentukan masa depan Indonesia, mari kita sama-sama membangun Indonesia dari Jatim. Itu bisa dimulai jika kami bisa memenangkan Pilgub Jatim,” pungkasnya. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry