JAKARTA | duta.co – Saksi utama skandal e-KTP yang tewas di Amerika Serikat, Johannes Marliem, ternyata juga masuk ke lingkaran Gedung Putih. Pria ini bahkan merupakan salah satu donatur terbesar dalam pesta inaugurasi kedua Presiden Barack Obama.

Johannes diketahui memiliki firma marketing bernama Marliem Consulting yang berbasis di Minneapollis, Minnesota.

Saat inaugurasi ke-dua Obama, Johannes menyumbang dana sebesar US$255 ribu atau hanya selisih US$25 ribu dari korporasi multinasional ExxonMobil.

Sumbangan Johannes itu bernilai dua kali lipat uang yang diberikan Alida Messinger, mantan istri Gubernur Minnesota, Mark Dayton, pada Partai Demokrat.

Pada 2013, Star Tribune melaporkan Johannes memberi dua kali sumbangan pada Komite Inaugurasi Presiden sebesar US$100 ribu dan US$125 ribu.

Sebelumnya, Johhanes juga pernah berkontribusi memberikan dana sebesar US$2500 pada tim kampanye Obama saat pilpres 2012 dan sukses mengumpulkan donasi hingga US$70 ribu bagi kampanye Obama.

Johannes mendirikan Marliem Consulting pada 2006, dengan kantor di Minneapolis dan Jakarta. Di situs resmi perusahannya, Johannes menyebut bisnisnya bergerak di bidang usaha kecil menengah dan bertujuan “membuka gerbang bagi perusahaan AS untuk menjual produk dan layanan di Indonesia”.

Dia menyebut punya kontrak senilai US$600 juta dengan perusahaan pembuat sistem identifikasi biometrik untuk digunakan di Indonesia.

Dari dana itulah, Johannes menyatakan sumbangannya pada Obama dan Demokrat, berasal.

Sumbangan Johannes bagi Obama dan Demokrat sempat menimbulkan kebingungan. Pasalnya, belum pernah ada yang mendengar soal Johannes Marliem di Amerika Serikat dan dia pun tidak terdaftar sebagai pemilih di Minnesota maupun negara bagian lainnya.

Namun di Negeri Paman Sam, di mana Johannes memiliki Green Card, catatan kriminalnya tidaklah polos. Dia pernah tercatat melakukan penipuan yang melibatkan penarikan uang dalam jumlah besar dari dua bank.

Catatan pengadilan Hennepin County pada 2009 menyebutkan jaksa penuntut umum mendakwa Johannes atas penipuan cek kosong senilai US$10 ribu.

Johannes menulis cek senilai US$10 ribu dari Bank TCF untuk disimpan di rekening bank Wells Fargo. Asisten Jaksa Penuntut Umum Hannepin Tom Arneson mengatakan Johannes ingin menunjukkan seolah-olah dia memiliki sejumlah besar uang di kedua rekening tersebut.

Johannes menyatakan diri bersalah pada 2010 dan membayar denda, guna menghindari deportasi.

Kematian dan Insiden Penembakan

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui juru bicaranya membenarkan kematian Johannes pada Jumat (11/8), namun belum menjelaskan lebih rinci penyebab kematiannya.

Meskipun demikian kematian Johannes juga heboh diberitakan media Los Angeles. Pasalnya, di lingkungan rumah yang disewa Johannes juga terjadi insiden penembakan yang melibatkan kehadiran polisi, FBI dan CIA.

“Baku tembak terjadi di lingkungan rumah mewah di Los Angeles,” sebut Juru Bicara Kepolisian Los Angeles Josh Rubenstein dikutip Daily Mail.

Rumah yang dimaksud merupakan milik Tamme McCauley, mertua aktor terkenal Joseph Gordon-Levitt.

Rubenstein menyebutkan polisi terpaksa menembakkan banyak peluru guna mempertahankan diri, selain juga melemparkan gas air mata. Lebih lanjut, Rubenstein mengatakan pelaku penembakan ditemukan tewas di rumah mewah tersebut, namun tidak jelas penyebab kematiannya.

Dia menambahkan selama insiden penembakan berlangsung, empat rumah lainnya di kawasan tersebut dievakuasi.

Di sisi lain, tidak ada keterangan yang jelas mengenai kematian Johannes Marliem yang tinggal tidak jauh dari lokasi penembakan.

Johannes Marlim adalah pemasok alat pengenal sidik jari atau automated fingerprint identification system (AFIS) ke konsorsium penggarap proyek e-KTP.

Dari tangan Johannes yang juga Direktur Biomort Lone LLC, penyidik KPK banyak mendapatkan bukti rekaman serta aliran uang e-KTP ke DPR dan pejabat Kemendagri, dari awal proyek itu. (cnni,hud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry