Amirullah Adityas Putra (kanan). (IST)
TEWAS DIPLONCO SENIOR: Amirullah Adityas Putra (kanan), taruna STIP. (IST)

JAKARTA | Duta.co – Kementerian Perhubungan (Kemhub) membekukan untuk sementara kegiatan ekstrakurikuler drumband dan pedang pora di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara. Langkah ini dilakukan sebagai upaya regulator dalam memutus mata rantai budaya kekerasan di sekolah yang dimaksud.

“STIP, saya pikir kami bekukan drumband dan pedang pora khusus di STIP. Karena kekerasan yang terjadi itu dilakukan saat proses pergantian pemain drumband di mana harus dilakukan pukulan,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Jumat (12/1/2017).

Dia menyebutkan, pembekuan tersebut akan dicabut apabila sistem dan suasana di sekolah pelayaran itu tidak lagi menerapkan budaya-budaya kekerasan. “Kalau sudah lebih beradab lagi, baru kami akan aktifkan kembali,” tambahnya.

Lebih jauh, Budi juga menginstruksikan, kepada kepala sekolah ataupun para pengajar STIP untuk beberapa orang di antaranya agar bertempat tinggal di sekitar wilayah sekolah tersebut.

“Saya tegaskan kepada pimpinan sekolah dan para dosen pengawas serta semua yang terlibat dalam pendidikan wajib memastikan tidak ada lagi bentuk kekerasan apa pun. Tidak ada lagi budaya kekerasan. Disiplin tetap jalan, tanpa kekerasan,” ujarnya.

Seperti diberitakan, taruna angkatan 2016 Jurusan Nautika STIP Marunda, Amirullah Adityas Putra (18), tewas dianiaya empat seniornya di mess. Keempat senior sudah ditetapkan jadi tersangka dan bakal dikeluarkan dari STIP. Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi enam kekerasan di STIP Marunda. Seorang praja asal Surabaya, Agung B Gultom, juga tewas di tangan 10 taruna senior pada 2008.  ful, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry