Prof Muzakki saat bercerita tentang kisah hidupnya yang penuh liku. DUTA/endang

 

SURABAYA | duta.co – Guru besar (gubes) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag. Grand. Dip. SEA.M.Phil, Ph.D menuliskan kisah hidupnya dalam sebuah buku berjudul Eduspiring, Sekolah Inspirasi, Hidup Berprestasi, Kamis (18/5) di Twin Tower. Kisah hidupnya ini menurut Sekretaris Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu dianggap layak untuk menginspirasi banyak orang agar tidak menyerah pada keterbatasan terutama financial untuk meraih impian tertinggi dalam bidang pendidikan.

Lahir dari keluarga sederhana yang mungkin secara materi tidak akan mampu menempuh pendidikan hingga jenjang yang paling tinggi. Namun, kerja keras dan keinginan yang kuat mengalahkan semua itu. “Saya ingin semua orang terinspirasi dengan buku ini. Bahwa jangan pernah menyerah untuk mencapai apa yang diinginkan. Semua pasti ada jalannya. Jangan tertunduk pada kemiskinan. Kemiskinan adalah sebagian dari romantika hidup,” ujarnya di depan pada undangan saat launching buku tersebut.

Karena keinginan kuat itu, Muzakki terus belajar dan terus belajar. Hingga dia tidak pernah membutuhkan uang untuk bisa bersekolah. “Semuanya beasiswa, free,” tukasnya.

Namun semua itu memang tidak diapat dengan mudah. Semua diakui Muzakki penuh liku. Bahkan tidak jarang cibiran dan cemoohan datang menerpa. Karena diakuinya sejak kecil hingga masuk kuliah, Muzakki tidak pernah menempuh pendidikan di sekolah-sekolah yang keren. “Saya dari kecil sekolah di madrasah. Zaman dulu mana ada madrasah yang keren. Mulai dari madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah hingga kuliah pun di UIN ini, dulu masih IAIN. Karena, tidak keren itu, saya diejek dan dicibir, mana mungkin bisa sekolah tinggi, sekolahnya saja tidak mutu. Tapi itu membuat saya termotivasi untuk terus belajar,” jelasnya.

Sampai akhirnya, Muzakki lulus sarjana dan mendapatkan kesempatan untuk menerima beasiswa S2 di Australia. Dari sana mulailah nama Muzakki disebut-sebut. Bahkan, orang-orang yang dulu mencibir dan mengejeknya mulai bertanya padanya. “Iso kuliah nang Australia, biyene sekolah neng endi?. Akhirnya saya juga harus bangga dengan madrasah,” tutur Muzakki disambut tepuk tangan undangan yang hadir.

Buku setebal 340 halaman itu ditulis sendiri oleh dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) ini. Diakuinya, kesibukannya sehari-hari membuatnya tidak memiliki waktu untuk menulis, namun diakuinya, dia selalu menyempatkan diri untuk bisa menulis. Bahkan, diakui Muzakki dia punya kesempatan untuk menulis hanya di tengah malam hingga selesai subuh. “Alhamdulillah semua bisa selesai dengan sempurna,” tandasnya.

Bahkan, cibiran itu, kata Muzakki terus diterimanya hingga dia mengajukan permohonan menjadi professor di usia 37 tahun. “Mana mungkin bisa usia segitu bisa jadi professor. Saya tidak patah arang, toh buktinya saya bisa,” tukasnya.

Buku Eduspiring ini sangat istimewa. Karena catatan pengantar ditulis oleh orang-orang hebat yang ada di Jawa Timur. Misalnya Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Gubes UINSA, Prof. KH. Ahmad Zakro, Rektor ITS, Prof. Joni Hermana, Trainer Terapi Shalat Bahagia, Prof. Moh Ali Aziz dan Rektor UINSA, Prof. Abd A’la. Tidak hanya itu, dalam acara bedah buku ini, juga hadir pimpinan Bank Indonesia Kantor Wilayah Jatim, Diffi Johansah, Ketua PWNU KH Mutawakkil Alallah serta Dahlan Iskan.

Buku ini oleh Muzakki diserahkan sepenuhnya kepada UINSA sebagai lembaga di mana dia bernaung selama ini. Semua hasil penjualannya sepeserpun tidak digunakannya secara pribadi melainkan serahkan pada lembaga yang memberinya kesempatan untuk bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya. “Inilah saatnya saya member sesuatu untuk UINSA, demi kemajuan UINSA,” tandasnya. (end)

Mantan Direktur Utama PT PLN (Persero) dan mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menjadi salah satu tamu yang hadir dalam acara itu. Dahlan mengaku seseorang itu butuh inspirasi untuk bisa menjadi sukses, bukan hanya ilmunya.

Karena itu, Dahlan yang didapuk berbicara di sesi kedua itu mengaku saat menjabat Menteri BUMN dia meminta seluruh direksi 100 BUMN lebih untuk turun ke sekolah masing-masing saat SD, SMP atau SMA untuk mengajar. “Tujuannya, agar para senior-senior mereka di sekolah itu memiliki seorang inspirator. Mereka akan melihat kakak kelasnya bisa menjadi orang besar, bekerja di Garuda Indonesia dan BUMN lainnya,” tandas Dahlan.

Selain itu, Dahlan mengaku kagum pada Prof Muzakki dengan prestasi yang diraihnya. “Dia seorang ayah. Saya juga berpesan kepada semua pria yang sudah menjadi bapak agar berhati-hati. Karena semua anak-anak itu akan mengidolakan ayahnya secara diam-diam. Kalau tidak hati-hati, bisa berbahaya,” tukas Dahlan.

Selain Dahlan hadir pula gubes UINSA. Prof. Ali Aziz. Trainer Sholat Bahagia ini menyatakan apa yang dilakukan Prof Muzakki adalah sebuah langkah yang kreatif. “Karenanya dalam pengantar saya tulis, kreatif pangkal kaya bukan hemat pangkal kaya lagi,” tandasnya.

“Kreatif itu juga dimiliki Allah SWT. Bayangkan, Allah menciptakan manusia setiap hari dengan bentuk yang berbeda-beda. Bahkan jari jemari dan telapak tangan manusia itu tidak ada satupun yang sama, apa itu bukan kreatif. Inspirasi kreatif itu hanya kepada Allah SWT,” jelasnya. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry