PETANI garam yang mengangkut hasil panen produksi garamnya. (foto duta.co: abdul)

PASURUAN | duta.co – Cuaca ektrim yang terjadi sejak beberapa pekan lalu, menimbulkan produksi garam petani di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, terus menurun. Bahkan petani mengalami kerugian, hingga menimbulkan kelangkaan garam di sejumlah daerah di Jawa Timur, yang terjadi akhir-akhir ini.

Sejak memasuki musim kemarau produksi garam dari petani di Pasuruan mulai menggeliat. Kondisi tersebut membuat stok garam di pasaran kembali tercukupi setelah sempat mengalami kelangkaan.

“Setelah lebaran cuaca tak menentu, sering turun hujan sehingga hasilnya tak maksimal. Tapi saat ini kembali normal, “ujar Samsuri, seorang petani garam, Rabu (19/7) siang.

Samsuri mengakui penurunan produksi garam menyebabkan berkurangnya pasokan di pasaran dan terjadinya kelangkaan. Para pelaku pengolaan garam kekurangan bahan baku. Sehingga harganya meningkat tajam di daerah lainnya. “Alhamdulillah. Sejak memasuki cuaca panas saat ini justru mendukung. Dan bisa panen dua kali dalam seminggu, “jelasnya.

Sejak memasuki musim kemarau, produksi garam petani sekitar, harganya melambung tiap tonnya garam yang menggunakan sistem membran, satu petak berukuran lahan 50 meter x 25 meter, mampu dijual Rp 2.800.000/ton. Sedangkan yang menggunakan sistem tradisional, kalangan petani menjualnya sekitar Rp 2.600.000/ton. Tiap petak tersebut bisa dipanen 2-3 ton.

Seorang pelaku industri pengolaan garam di Panggungrejo, Sariati, mengungkapkan selama beberapa pekan terakhir, dirinya mengambil bahan baku garam dari Madura.

“Karena di sini jarang yang bisa panen terpaksa ambil dari Madura. Yang penting bisa memproduksi garam kemasan, “papar Sariati yang mengaku sudah belasan tahun berbisnis pengolaan garam.

Sariati mengungkapkan berkurangnya garam di pasaran salah satunya disebabkan karena produksi garam tingkat petani yang menurun sejak memasuki cuaca tak menentu. Dengan menggeliatnya tingkat perekonomian petani garam di Kelurahan Panggungrejo saat ini, membuat kalangan petani mulai gairah untuk memproduksi lebih banyak garam di lahan miliknya. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry