VIRAL: Poster pasangan Emil Dardak - Anwar Sadad yang coba diusung Gerindra, PKS, dan PAN mulai memanaskan persaingan dalam pencalonan pasangan Pilgub Jatim 2018. Mereka digadang bisa menjadi kuda hitam dan bersaing dengan Gus Ipul maupun Khofifah.

Emil Dardak – Anwar Sadad Digadang Bisa Jadi Kuda Hitam

SURABAYA – Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang membentuk poros tengah di kontestasi Pilgub Jatim 2018, mulai serius mengusung pasangan Cagub dan Cawagub. Bahkan mereka sudah mulai berani otak atik pasangan calon yang hendak diusung untuk diviralkan ke media sosial.

Salah satu pasangan cagub dan cawagub yang diviralkan lengkap dengan backgroud lambang partai pengusung adalah Emil Elistianto Dardak (Bupati Trenggalek) dan Anwar Sadad (sekretris DPD Partai Gerindra Jatim) dengan jargon “Jatim Emas”.

Bendahara DPW PAN Jatim, Agus Maimun membenarkan jika ketiga partai memang serius dalam satu barisan menghadapi Pilgub Jatim 2018, termasuk berusaha membentuk koalisi poros tengah dan mengusung pasangan calon alternatif di Pilgub Jatim mendatang.

“Semua partai telah mengajukan calon baik dari kader maupun non kader untuk diusung menjadi cagub atau cawagub. Tapi untuk kepastian siapa pasangan calon yang akan diusung belum diputuskan,” ujar ketua FPAN DPRD Jatim ini.

Senada, sekretaris  DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad mengaku tidak tahu siapa yang membuat gambar dan menviralkan ke media sosial. Namun soal pertemuan Partai Gerindra Jatim dengan Emil Dardak  memang benar adanya. “Partai poros tengah memang sepakat satu barisan di Pilgub Jatim. Tapi siapa nantinya yang akan diusung, Wallahu a’lam,” beber anggota DPRD Jatim ini.

Terpisah, pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo menilai munculnya pasangan Emil-Sadad bisa menjadi pasangan yang mengejutkan benar-benar terealisai karna memiliki potensi daya ledak jika desain pemenangnnya mampu membaca konteks dan momentum politik yang tengah berkembang.

“Keduanya bisa menjadi perpaduan yang komplementer. Karena merepresentasikan generasi x dan y, perpaduan Nasionalis-NU, Mataraman – Tapal Kuda, intelektual – kultural, kepala daerah (eksekutif) – anggota dewan (legislatif), dan alumus sekolah luar negeri – ponpes,” jelas dosen FISIP Universitas Trunojoyo Madura ini.

Sedangkan tantangan yang harus dihadapi oleh pasangan alternatif dari partai poros tengah adalah

makin santernya arus wacana Gubernur Jatim harus NU. Kemudian harus mampu memberi warna alternatif pada warga nahdliyin yang sebelumnya telah didominasi wacana Gus Ipul (GI) atau Khofifah Indar Parawansa (KIP).

“Pasangan alternatif ini sama-sama masih muda sehingga harus memiliki kemampuan belajar dengan cepat atau harus mampu merangkul kekuatan-kekuatan politik utama terutama pada tokoh-tokoh yang lebih kenyang dan teruji pengalaman politiknya serta harus mampu menyelesaikan konsolidasi dengan PAN dan PKS sebab kedua partai itu juga memiliki calon sendiri,” kata Mochtar.

Sementara itu, pengamat ilmu komunikasi politik dari Unair Surabaya, Sukowidodo justru mengingatkan pada partai-partai poros tengah di Jatim supaya hati-hati dengan konsep milenial yang menjadi area publik baru dalam kontestasi Pilgub Jatim 2018. Alasannya, generasi milenial itu anomalinya sangat tinggi.

“Milenial itu memang memiliki pengaruh signifikan di Pilgub Jatim mendatang tapi mereka tak memiliki identitas jelas karena ikatannya hanya rasional sehingga mengeloanya juga tidak mudah,” beber Sukowidodo.

Ia juga mengapresiasi upaya partai poros tengah mencoba memunculkan pasangan Emil-Sadad yang mengedepankan pola Merah (Nasionalis)- Hijau (relegius) supaya dapat mengimbangi  kandidat yang sudah lebih dulu muncul bahkan berpotensi bisa menandingi popularitas maupun elektabilitasnya.

Syarat mutlak bisa ikut running Pilkada, lanjut Sukowidodo harus memiliki ketokohan yang kuat sehingga otomatis dia harus terkenal dan memiliki relasi sosial. “Emil memang orang baru yang hadir dalam 2 tahun terakhir dalam peta politik di Jatim. Tapi popularitasnya cukup mampuni untuk mengejar Gus Ipul dan Khofifah. Apalagi jika dipasangkan dengan orang yang lebih berpengalaman seperti Masfuk, Kang Yoto, Rendra, Hasan, Kanang, Nurwiyatno maupun Harsono,” pungkasnya.ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry