Bukan hanya Banser dan GP Ansor, seluruh elemen masyarakat Bogor yang peduli NKRI telah membuat kebulatan tekad mendesak pemerintah bubarkan khilafah dan HTI. Tampak pula gambar dokumen HTI yang sempat beredar di masyarakat. (DUTA.CO/IST)

JAKARTA | duta.co – Rencana Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar Internasional Khilafah Forum (IKF) 1438 H dengan tajuk “Khilafah Kewajiban Syar’i Jalan Kebangkitan Umat” Minggu (23/4/2017) di Gedung Balai Sudirman Jl Dr Saharjo 268 Tebet Jaksel, pindah ke Aula Khadijah Masjid Az-Zikra Bukit Sentul Bogor, milik Ustadz Arifin Ilham. Meski begitu, Banser dan GP Ansor tetap bertekad untuk membubarkannya.

“Sehubungan dengan agenda International Khilafah Forum yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia karena sesuatu hal teknis Panitia Penyelenggara IKF mengalami perubahan yaitu dilaksanakan pada hari Ahad 23 April 2017 jam 08.00 – 11.30 wib bertempat di Aula Khadijah Mesjid Az-Zikra Bukit Sentul Bogor (Masjid Ust. Arifin Ilham),” demikian ralat undangan HTI yang beredar di lingkungan jamaahnya, Sabtu (22/4/2017).

Meski pindah di Masjid Az-Zikra, milik Ustadz Arifin Ilham, Banser dan GP Ansor tetap bertekad untuk menghadangnya. Bagi Banser penegakkan khilafah sama saja dengan pengingkaran terhadap Pancasila dan NKRI. Karenanya tidak boleh ada di bumi pertiwi. “Bagi kami khilafah HTI tidak boleh ada di Bumi Indonesia, kalau dibiarkan sama saja dengan menolak Pancasila dan NKRI. Hancur negeri ini,” tegas Ketua PW GP Ansor DKI Jakarta Abdul Azis.

Masih menurut Azis, sikap Banser dan GP Ansor sudah bulat, bahwa NKRI harga mati. Segala bentuk rongrongan terhadap Pancasila dan NKRI akan berhadapan dengan Banser dan Ansor. Kalau HTI ngotot melaksanakan kegiatan di wilayah DKI Jakarta, maka, kewajiban Banser DKI untuk membubarkan. “Kami akan menurunkan ribuan personil Ansor dan Banser ke lokasi acara,” tandasnya.

Begitu juga ketika HTI ‘berlindung’ di Masjid Az-Zikra, Banser dan GP Ansor tidak akan tinggal diam. Sepanjang masih di negara Republik Indonesia, sejengkal tanah tak boleh ada khilafah. “GP Ansor Pusat pasti koordinasi dengan Banser dan GP Ansor wilayah Bogor. Ini masalah serius, masalah kelangsungan NKRI, kelangsungan berbangsa dan bernegara yang telah diamanahkan para ulama. Kemerdekaan negeri ini bukan karya mereka, dengan izin Allah swt. para pejuang merebutnya dari penjajah dengan taruhan darah dan nyawa,” tegasnya.

Sebagaimana pernah disampaikan KH As’ad Said Aly, tokoh NU asal Jawa Tengah ketika bertindak sebagai inspektur upacara (Irup) Apel Kesetiaan Kader Penggerak NU, bahwa NU siap mempertaruhkan segalanya demi NKRI. Menurut Kiai As’ad, sekarang ini ada kelompok masyarakat yang menuduh pemerintahan Indonesia thoghut (syetan).

“Padahal sesungguhnya merekalah yang thogho (kelewat batas red.). Sudah mendapat kekuasaan, kesempatan hidup, makan dan minum di Indonesia, sudah ada negara Pancasila dan NKRI, tapi masih mau ideologi lain, khilafah. Merekalah yang jelas-jelas mau mengganti Pancasila dan NKRI. Kalau begitu, hadapi dulu NU,” tegas Kiai As’ad di depan puluhan ribu peserta Apel Kesetiaan, Ahad (16/4/2017).

Penegasan Kiai As’ad ini semakin menambah semangat Kader Penggerak NU untuk menjaga NKRI. Bahkan di berbagai daerah sekarang dilakukan konsolidasi untuk melawan segala bentuk rongrongan terhadap Pancasila dan NKRI. Salah satu syarat menjadi pemimpin NU adalah berani menghadapi segala bentuk radikalisme, ancaman khilafah di Republik Indonesia. Kini kader-kader NU menyebutnya sebagai partai atau pasukan kelewat batas, Hizbut Thogho Indonesia.

Mereka juga menyayangkan kalau benar gerakan khilafah ini digelar di Masjid Az-Zikra, milik Ustadz Arifin Ilham. “Saya tidak yakin beliau menginzinkan khilafah di masjidnya. Tetapi kalau itu benar, kami menyayangkan, dan harus menjadi catatan serius bersama, lebih-lebih pemerintah,” tegas salah seorang anggota Banser. (hud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry